Rabu, 13 November 2013

Konsep Dasar Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah

1 Pencegahan Infeksi

Pencegahan Infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Pada saat penanganan bayi baru lahir, pastikan penolong untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi.

1.1 Tindakan-Tindakan Pencegahan Infeksi
Tindakan-tindakan pencegahan infeksi bayi baru lahir sebagai berikut :

1. Mencuci tangan secara seksama sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan bayi
2. Memakai sarung tangan bersih saat melayani bayi yang belum dimandikan
3. Memastikan semua peralatan telah disterilkan
4. Memastikan semua perlenkapan bayi dalam keadaan bersih,
5. Memastikan semua alat-alat yang bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih,
6. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudara,
7. Membersihkan muka, pantat,dan tali pusat bayi dengan air bersih hangat dan sabun setiap hari,
8. Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi. (1)
1.2 Prinsip Dasar Pencegahan Infeksi
Prinsip dasar dalam pencegahan infeksi adalah sebagai berikut.
  • Setiap orang (pasien dan petugas pelayanan kesehatan) harus dianggap berpotensi menularkan infeksi.
  • Cuci tangan adalah prosedur yang paling praktis dalam mencegah kontaminasi silang.
  • Pakailah sarung tangan sebelum menyentuh setiap kulit yang luka, selaput lendir (mukosa), darah, dan cairan tubuh lainnya (sekret atau ekskret).
  • Gunakanlah pelindung (barier) seperti kacamata (goggles), masker, celemek(apron) pada setiap kali melakukan kegiatan pelayanan yang diantisipasi dapat terkena percikan atau terkena darah dan cairan tubuh pasien.
  • Selalu melakukan tindakan/prosedur menurut langkah yang aman, seperti tidak memebengkokan jarum dengan tangan, memegang alat medik dan memprosesnya dengan benar, membuang dan memproses sampah medik dengan benar.
1. Cuci Tangan

· Seluruh permukaan kedua tangan dicuci dengan sabun selama 15-30 detik dan dicuci dengan air mengalir.
· Cuci Tangan :
- sebelum dan sesudah melakukan pemeiksaan atau setelah setiap kontak langsung.
- setelah menyentuh darah atau cairan tubuh pasien walaupun telah memakai sarung tangan
- setelah melepaskan sarung tangan, karena ada kemungkinan kebocoran disarung tangan
· Selalu mencuci tangan sebelum melakukan tindakan bedah.
· Untuk membudidayakan kebiasaan cuci tangan,pengelola perlu berusahan menyediakan sabun dan air bersih secara terus menerus, dapat dari keran atau ember, serta penggunaan handuk sekali pakai. Untuk setiap petugas digunakan satu handuk /lap bersih dan kering untuk mengeringkan tangan.

2. Sarung Tangan

· Pemakaian sarung tangan :
- Apabila melakukan tindakan klinik
- Apabila memegang alat medik dan sarung tangan
- Apabila membuang sampah medik (kapas, kasa dan lain-lain).
· Untuk setiap pasien harus digunakan sarung tangan yang berbeda guna mencegah kontaminasi silang.
· Apabila sarung tangan bekas pakai akan digunakan lagi :
- Didekontaminasi dengan merendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit, kemudian dicuci.
- Selanjutnya sarung tangan disterilisasi dengan otoklaf (alat sterilisasi) atai didisenfeksi tingkat tinggi dengan menguapkan atau merebus.
· Baju pelindung (gaun) yang bersih, tetapi tidak perlu steril, digunakan selama melakukan semua prosedur persalinan:
- Pada pemakaian baju bedah berlengan panjang, tepi sarung tangan harus menutupi ujung lengan baju untuk menghindari kontaminasi.
- Pastikan bahwa tangan yang telah memakai sarung tangan (yang telah didisinfeksi tingkat tinggi atau steril) diletakkan lebih tinggi dari pinggang dan tidak bersentuhan dengan baju pelindung. (2)

1.3 Upaya Pencegahan Infeksi
Upaya lain untuk mencegah infeksi sebagai berikut :

1. Pencegahan infeksi pada tali pusat,
Upaya dilakukan dengan cara merawat tali pusat agar luka tersebut tetap bersih. Dilarang membubuhkan atau mengoleskan ramuan, abu dapur, dan sebagainya pada luka tali pusat sebab akan menyebabkan infeksi, tetanus, dan kematian. Tanda infeksi tali pusat yang harus di waspadai antara lain : kulit disekitar tali pusat berwarna kemerahan, ada pus/nanah dan berbau busuk.

2. Pencegahan infeksi pada kulit,
Beberapa cara yang diketahui dapat mencegah terjadinya infeksi pada kulit bayi baru lahir adalah meletakkan bayi di dada ibu, agar terjadi kontak kulit langsung antara ibu dan bayi, sehingga menyebabkan terjadinya kolonisasi mikroorganisme ibu yang cenderung bersifat patogen, serta adanya zat antibodi bayi yang sudah terbentuk dan terkandung dalam ASI.

3. Pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir,
Cara mencegah infeksi pada mata bayi baru lahir adalah dengan memberikan salep mata atau obat tetes mata dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir untuk mencegah oftalmia neonatorium, biarkan obat pada mata bayi dan obat yang ada disekitarnya jangan dibersihkan, keterlambatan memberikan salep mata pada bayi baru lahir merpakan seringnya kegagalan upaya pencegahan infeksi pada mata.

4. Imunisasi
Pada daerah risiko tinggi infeksi TBC , Imunisasi BCG harus segera di berikan pada bayi segera setelah bayi lahir, pemberian dosis pertama tetesan polio dianjurkan pada umur 2 minggu, maksud pemberian imunisasi polio secara dini adalah untuk meningkatkan perlindungan awal, imunisasi hepatitis B sudah merupakan program nasional meskipun pemberiannya secara bertahap. (1)

2 Rawat Gabung

Rawat gabung ( rooming – in ) ialah suatu sistem perawatan di mana bayi serta ibu dirawat dalam satu unit.
Dalam pelaksanaanya, bayi harus selalu berada di samping ibu sejak segera setelah dilahirkan sampai pulang. Ini bukan suatu hal yang baru. Di lingkungan rumah sakit dan rumah bersalin, sistem perawatan dalam satu ruangan ( rawat gabung ) difungsikan kembali.
Istilah rawat gabung parsial yang dulu banyak dianut, yaitu rawat gabung hanya dalam beberapa jam seharinya, misalnya hanya siang hari saja sementara pada malam hari bayi dirawat di kamar bayi, sekarang tidak dibenarkan dan tidak dipakai lagi. Rawat gabung merupakan lanjutan dari early ambulation dimana memungkinan ibu memelihara anaknya.
Untuk persalinan di rumah sakit terdapat modifikasi dalam praktik bahwa pada saat kunjungan bayi ditempatkan dalam suatu station bayi agar tidak ada kontaminasi dengan pengunjung. Station bayi dibuat dengan dinding kaca agar pengunjung dapat melihat bayi.

2.1 Tujuan Rawat Gabung

Ada beberapa tujuan dari rawat gabung antara lain sebagai berikut :
1. Bantuan emosional
Setelah menunggu selama 9 bulan dan setelah lelah dalam proses persalinan si ibu akan sangat senang bahagia bila dekat dengan bayi. Si ibu dapat membelai-belai si bayi, mendengar tangis bayi, mencium-cium dan memperhatikan bayinya yang tidur disampingnya. Hubungan kedua makhluk ini, sangat penting untuk saling mengenal terutama pada hari-hari pertama setelah persalinan. Bayi akan memperoleh kehangatan tubuh ibu, suara ibu, kelembutan dan kasih sayang ibu (bonding effect).

2. Penggunaan Air Susu IBu (ASI)
ASI adalah makanan bayi yang terbaik. Produksi ASI akan lebih cepat dan lebih banyak bila dirangsang sedini mungkin dengan cara menetekkan sejak bayi lahir hingga selama mungkin. Pada hari – hari pertama, yang keluar adalah kolostrum yang jumlahnya sedikit. Tidak perlu khawatir bahwa bayi akan kurang minum, karena bayi harus kehilangan cairan pada hari – hari pertama dan absorpsi usus juga sangat terbatas.

3. Pencegahan infeksi
Pada tempat perawatan bayi di mana banyak bayi disatukan, infeksi silang sulit dihindari. Dengan rawat gabung, lebih mudah mencegah infeksi silang. Bayi yang melekat pada kulit si ibu akan memperoleh transfer antibodi dari si ibu. Kolostrum yang mengandung antibodi dalam jumlah tinggi, akan melapisi seluruh permukaan kulit dan saluran pencernaan bayi, dan diserap oleh bayi sehingga bayi akan mempunyai kekebalan yang tinggi. Kekebalan ini akan mencegah infeksi, terutama pada diare.

4. Pendidikan kesehatan
Kesempatan melaksanakan rawat gabung dapat dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu, terutama primipara. Bagaimana teknik menyusui, memandikan bayi,merawat tali pusat, perawatan payudara dan nasihat makanan yang baik, merupakan bahan – bahan yang diperlukan si ibu. Keinginan ibu untuk bangun dari tempat tidur, menggendong bayi dan merawat sendiri akan mempercepat mobilisasi, sehingga si ibu akan lebih cepat pulih dari persalinan.

2.2 Manfaat Rawat Gabung
Manfaat dan keuntungan rawat gabung ditinjau dari berbagai aspek dan sesuai tujuanya adalah sebagai berikut :

1. Aspek Psikologis
Dengan rawat gabung, antara ibu dan bayi akan terjalin proses lekat ( bonding ). Rasa aman, kasih sayang, dan percaya pada orang lain (basic trust ) merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri pada bayi. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya.

2. Aspek Fisiologis
Dengan rawat gabung, bayi dapat disusui dengan frekuensi yang lebih sering dan menimbulkan reflek prolaktin yang memacu prose produksi ASI dan reflek oksitosin yang membantu pengeluaran ASI mempercepatinvolusi rahim. Pemberian ASI ekslusif dapat juga dipergunakan sebagai metode Keluarga Berencana, asal memenuhi syarat yaitu usia bayi belum berusia 6 bulan, ibu belum haid lagi, dan bayi masih diberikan ASI secara eksklusif.

3. Aspek Fisik
Dengan rawat gabung, ibu dengan mudah menyusui kapan saja bayi menginginkannya. Dengan demikian, ASI cepat keluar karena dapat rangsangan dari isapan bayi.

4. Aspek Ekonomi
Dengan rawat gabung, pemberian ASI dapat dilakukan sedini mungkin sehingga anggaran penggeluaran untuk membeli susu formula dan peralatan untuk membuatnya dapat dihemat. Ruang bayi tidak perlu ada dan ruang dapat digunakan untuk hal yang lain. Lama rawat juga bisa dikurangi sehingga pergantian pasien bisa lebih cepat.

5. Aspek Edukatif
Dengan rawat gabung ibu, terutama yang primipara, akan mempunyai pengalaman menyusui dan merawat bayinya. Ibu juga segera dapat mengenali perubahan fisik atau perilaku bayi dan menanyakan pada petugas hal-hal yang di anggap tidak wajar. Sarana ini dapat juga dipakai sebagai sarana pendidikan bagi keluarga.

6. Aspek Medis
Dengan rawat gabung, ibu merawat bayinya sendiri. Bayi juga tidak terpapar dengan banyak petugas sehingga infeksi nosokomial dapat dicegah. Di samping itu, kolostrum yang banyak mengandung berbagai zat protektif akan cepat keluar dan memberikan daya tahan bagi bayi

2.3 Pelaksanaan Rawat Gabung
Sebagai pedoman penatalaksanaan rawat gabung telah disusun tata kerja sebagai berikut :

1. Di Poliklinik Kebidanan

a. Memberikan penyuluhan mengenai kebaikan ASI dan rawat gabung.
b. Memberikan penyuluhan mengenai perawatan payudara, makanan ibu hamil, nifas, perawatan bayi, dan lain – lain.
c. Mendemonstrasikan pemutaran film, slide mengenai cara – cara merawat payudara, memandikan bayi, merawat tali pusat, Keluarga Berencana, dan sebagainya.
d. Mengadakan ceramah, tanya jawab dan motivasi Keluarga Berencana.
e. Menyelenggarakan senam hamil dan nifas.
f. Membantu ibu – ibu yang mempunyai masalah – masalah dalam hal kesehatan ibu dan anak sesuai dengan kemampuan.
g. Membuat laporan bulanan mengenai jumlah pengunjung, aktivitas, hambatan dan lain – lain.

2. Di Kamar Bersalin

a. Bayi yang memenuhi syarat perawatan bergabug dilakukan perawatan bayi baru lahir seperti biasa.
b. Kriteria yang diambil sebagai syarat untuk dirawat bersama ibunya adalah:
  •  Nilai APGAR lebih dari 7.
  •  Berat badan lebih dari 2500 gr, kurang dari 4000 gr.
  •  Kehamilan lebih dari 36 minggu, kurang dari 42 minggu.
  •  Lahir spontan, presentasi kepala.
  • Tanpa infeksi intrapartum .
  • Ibu sehat.
c. Dalam jam pertama setelah lahir, bayi segera disusukan kepada ibunya untuk meragsang pengeluaran ASI.
d. Memberikan penyuluhan mengenai ASI dan perawatan bergabung terutama bagi yang belum mendapat penyuluhan di poliklinik.
e. Mengisi status P3-ASI secara lengkap dan benar.
f. Catat pada lembaran pengawasan, jam berapa bayi baru lahir dan jam berapa bayi disusukan kepada ibunya.
g. Persiapan agar bayi dan ibunya dapat bersama – sama ke ruangan.

3. Di Ruangan Perawatan.

a. Bayi diletakkan di dalam tempat tidur bayi yang ditempatkan di samping tempat tidur ibu.
b. Waktu berkunjung bayi dan tempat tidurnya dipindahkan ke ruangan lain.
c. Perawat harus memperhatikan keadaan umum bayi dan dapat dikenali keadaan – keadaan yang tidak normal serta kemudian melaporkan kepada dokter jaga.
d. Bayi boleh menyusu sewaktu bayi menginginkan.
e. Bayi tidak boleh diberi susu dari botol.
f. Bila ASI masih kurang, boleh ditambahkan air putih atau susu foemula dengan sendok.
g. Ibu harus dibantu untuk dapat menyusui bayinya dengan baik, juga untuk merawat payudaranya.
h. Keadaan bayi sehari – hari dicatat dalam status P3 – ASI.
i. Bila bayi sakit atau perlu diobservasi lebih teliti, bayi dipindahkan ke ruang perawatan bayi baru lahir.
j. Bila ibu dan bayi boleh pulang, sekali lagi diberi penerangan tentang cara – cara merawat bayi dan pemberian ASI serta perawatan payudara dan makanan ibu menyusui.
k. Kepada ibu diberikan leaflet mengenai hal tersebut dan dipesan untuk memeriksakan bayinya 2 minggu kemudian.

4. Di Ruang FOLLOW - UP

a. Pemeriksaan di ruang follow – up meliputi pemeriksaan bayi dan keadaan ASI.
b. Aktivitas di ruang follow – up meliputi :
  • Menimbang berat bayi.
  • Anamnesis makanan bayi dan keluhan yang timbul.
  • Mengecek keadaan ASI.
  • Memberi nasihat mengeni makanan bayi, cara menyusukan bayi dan makanan ibu yang menyusukan.
  • Memberikan peraturan makanan bayi.
  • Pemeriksaan bayi oleh dokter anak.
  • Pemberian imunisasi menurut instruksi dokter.
2.4 Syarat-Syarat Rawat Gabung

Pada prinsipnya syarat rawat gabung adalah dimana ibu mampu menyusui dan bayi mampu untuk menyusu. Kemampuan ibu untuk menyusui dimulai dengan keinginan atau kesediaan yang berupa motivasi ibu sendiri untuk menyusui. Di sinilah pentingnya motivasi diberikan sejak awal kehamilan. Keadaan ibu yang sehat selalu memungkinkan ibu untuk menyusui.
Dari pihak si bayi kemampuan menyusui dinilai dari fungsi kardiorespiratorik, reflek menghisap dan fungsi neurologik yang baik. Penolong persalinan harus cukup terlatih untuk menilai apakah ibu dan bayi mampu menyusui segera setalah proses persalinan. Apabila ibu dan bayi baik, secepat bayi diberikan kepada ibu dan mulai menyusui. Apabila diperlukan observasi hal ini tentu dapat dilakukan dan setelah ibu dan bayi sudah mejadi lebih baik keadaan umumnya harus segera digabung dan mulai menyusui.

2.5 Kontra Indikasi Rawat Gabung

1. Pihak Ibu
a. Fungsi kardiorspiratorik yang tidak baik.
Pasien penyakit jantung kelas II dianjurkan untuk sementara tidak menyusui sampai keadaan jantung cukup baik. Bagi pasien jantung klasifikasi III tidak dibenarkan menyusui. Penilaian akan hal ini harus dilakukan dengan hati-hati.
b. Eklamsi dan Preeklamsi berat.
Keadaan ibu biasanya tidak baik dan pengaruh obat-obatan untuk mengatasi penyakit biasanya menyebabkan kesadaran menurun sehingga sementara ibu belum sadar betul. Tidak diperbolehkan ASI dipompa dan diberikan pada bayi.
c. Penyakit infeksi akut dan aktif.
Bahaya penularan pada bayi yang dikhawatirkan. Tuberkolosis paru yang aktif dan terbuka merupakan kontra indikasi mutlak . Pada sepsis keadaan ibu biasanya buruk dan tidak akan mampu menyusui. Banyak perdebatan mengenai penyakit infeksi apakah dibenarkan menyusui atau tidak
d. Karsinoma payudara.
Pasien dengan karsinoma payudara harus dicegah jangan sampai ASInya keluar karena mempersulit penilaian penyakitnya. Apabila menyusui ditakutkan adanya sel-sel karsinoma yang terminum si bayi.
e. Psikosis.
Tidak dapat dikontrol keadaan jiwa si ibu bila mendeerita psikosis. Meskipun pada dasarnya ibu sayang pada bayinya, tetapi selalu ada kemungkinan penderita psikosis membuat cedera pada bayi.
2. Pihak Bayi
a. Bayi kejang.
Kejang-kejang pada bayi akibat cedera persalinan atau infeksi tidak memungkinkan untuk menyusui. Ada bahaya aspirasi, bila kejang timbul saat bayi menyusui. Keadaan bayi yang menurun juga tidak memungkinkan bayi untuk menyusui.
b. Bayi yang sakit berat bayi dengan penyakit jantung atau paru-paru atau peyakit lain yang memerlukan perawatan intensif tentu tidak meyusu dan dirawat gabung.
c. Bayi yang memerlukan observasi atau terapi khusus.
Selama observasi rawat gabung tidak dapat dilaksanakan. Setelah keadaan membaik tentu dapat dirawat gabung. Ini yang disebut rawat gabung tidak langsung.
d. Very Low Brith Weight (Berat Badan Lahir Sangat Rendah).
Refleks menghisap dan refleks lain pada BBLSR belum baik sehingga tidak mungkin menyusu dan di rawat gabung.
e. Cacat bawaan.
Diperlukan persiapan mental ibu untuk menerima keadaan bayinya yang cacat. Cacat bawaan yang mengancam jiwa si bayi merupakan kontra indikasi mutlak. Cacat ringan seperti labiaskizis, palatoskizis bahkan labiognatopalatoskizis masih memungkinkan utuk meyusui.
f. Kelainan metabolik di mana bayi tidak dapat menerima ASI.

2.6 Kesulitan Rawat Gabung

1. Kasus tidak terdaftar belum memperoleh penyuluhan sehingga masih takut menerima rawat gabung.
2. Kekurangan tenaga pelaksana untuk penyuluhan dan pendidikan kesehatan untuk mencapai tujuan yang maksimal.
3. Secara terpaksa masih digunakan susu formula untuk keadaan-keadaan dimana ASI sangat sedikit, yaitu ibu yang mengalami tindakan operatif dan belum pulih kesadarannya.

Sabtu, 09 November 2013

CINTA (cindolonatape)


Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi,cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan manakala kebencian membawa kepada kemusnahan. Tuhan memberi kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah namanya Cinta.

Ada 2 titis air mata mengalir di sebuah sungai. Satu titis air mata tu menyapa air mata yg satu lagi,
” Saya air mata seorang gadis yang mencintai seorang lelaki tetapi telah kehilangannya." Siapa kamu pulan?.
” Saya air mata seorang lelaki yang menyesal membiarkan seorang gadis yang mencintai saya berlalu begitu sahaja." Jawab titis air mata kedua
Cinta sejati adalah ketika dia mencintai orang lain, dan kamu masih mampu tersenyum, sambil berkata "aku turut bahagia untukmu"
Jika kita mencintai seseorang, kita akan sentiasa mendoakannya walaupun dia tidak berada disisi kita. oleh sebab iitu Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.
Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan rasa suka dimulai dari telinga. Jadi jika kamu mahu berhenti menyukai seseorang, cukup dengan menutup telinga. Tapi apabila kamu Coba menutup matamu dari orang yang kamu cintai, cinta itu berubah menjadi titisan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam jarak waktu yang cukup lama.  Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan. Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia , lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya . Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.
Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas kurniaan itu. Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat.  Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat. Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.

Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu. Hanya untuk menemukan bahawa pada akhirnya menjadi tidak bererti dan kamu harus membiarkannya pergi. Kamu tahu bahwa kamu sangat merindukan seseorang, ketika kamu memikirkannya hatimu hancur berkeping. Dan hanya dengan mendengar kata “Hai” darinya, dapat menyatukan kembali kepingan hati tersebut.  Tuhan ciptakan 100 bahagian kasih sayang. 99 disimpan disisinya dan hanya 1 bahagian diturunkan ke dunia. Dengan kasih sayang yang satu bahagian itulah, makhluk saling berkasih sayang sehingga kuda mengangkat kakinya kerana takut anaknya terpijak. Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati, sehinggalah kamu kehilangannya. Pada saat itu, tiada guna sesalan karena perginya tanpa berpatah lagi. Jangan mencintai seseorang seperti bunga, kerana bunga mati kala musim berganti. Cintailah mereka seperti sungai, kerana sungai mengalir selamanya.

Cinta mampu melunakkan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta ! Permulaan cinta adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kamu temukan di dalam dirinya. 

Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setitis embun yang turun dari langit,bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus,tumbuhlah oleh kerana embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur,di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji. Kata-kata cinta yang lahir hanya sekadar di bibir dan bukannya di hati mampu melumatkan seluruh jiwa raga, manakala kata-kata cinta yang lahir dari hati yang ikhlas mampu untuk mengubati segala luka di hati orang yang mendengarnya.

Kamu tidak pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. namun apabila sampai saatnya itu, raihlah dengan kedua tanganmu,dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut ke mulut tetapi cinta adalah anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat menilai kesuciannya. Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak. Bukan cinta namanya jika perasaan tidak pernah terluka. Bukan kekasih namanya jika hatinya tidak pernah merindu dan cemburu. mencinta memang mudah. Untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh. Satu-satunya cara agar kita memperolehi kasih sayang, ialah jangan menuntut agar kita dicintai, tetapi mulailah memberi kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan.

asuhan keperawatan neonatus

A. Latar Belakang

Suatu karakteristik neonatus yang penting adalah mestabilitas berbagai sistem pengaturan hormonal dan neurogenik. Keadaan ini sebagian disebabkan oleh perkembangan imatur organ-organ tubuh yang berbeda dan sebagian berdasarkan kenyataan bahwa sistem pengaturan belum selesai dengan cara hidup yang baru.
Salah satu penyebab morbiditas dan mortilitas bayi baru lahir adalah infeksi serta komplikasi hiportemi. Hiportemi ini dapat menimbulkan penyakit infeksi gagal ginjal serangan apnu yang mengakibatkan kematian.

Meskipun secara keseluruhan masalah perinatal masih tinggi lebih mengingatkan kepada kita betapa pentingnya perawatan sehingga dapat memperkecil angka kematian. Perwat dapat membantu mengajarkan kepada masyarakat mengenal betapa pentingnya memperoleh perawatan secara dini dan teratur selama kehamilan, persalinan dan kelahiran.

B. Tujuan

a. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan melalui penyusunan makalah.
b. Dapat memberikan pelayanan yang berkualitas kepada bayi baru lahir.
c. Untuk mempelajari konsep dasar tentang bayi baru lahir.
d. Untuk menjelaskan pengkajian askep bayi baru lahir.

C. Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan sebagai bahan bacaan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan di bidang perawatan kebidanan.

BAB II
LANDASAN TEORI

KONSEP DASAR PERAWATAN NEONATUS

Perawatan janin merupakan bagian perawatan maternal, karena janin melewati jalan lahir bagaimanapun bayi akan menjadi orang yang berdiri sendiri, membutuhkan perhatian dan supervisi individual. Waktu kelahiaran sempurna adalah segera ketika bayi terpisah dari ibunya, tali pusat dan placenta tidak berhubungan dengan bagian tubuh bayi sehingga posisinya tidak mempengaruhi waktu persalinan.

PENGERTIAN

Neonatus atau Bayi Baru Lahir (BBL) adalah bayi baru lahir dari usia 0-28 hari, lahir biasanya dengan usia gestasi 38 minggu sampai 42 minggu. 
Askep Neonatus atau BBL : asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha spontan dengan sedikit bantuan aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi yang baru lahir.

PENANGANAN BAYI SEGERA SETELAH LAHIR

- Secara cepat menilai pernapasannya letakkan bayi dengan handuk di atas perut ibu.
Kain bersih dan kering atau kasa lap darah atau lendir dari wajah bayi untuk mencegah jalan udaranya terhalang. Periksa ulang pernapasan bayi. Keringkan badan bayi dan cairan ketuban dengan handuk atau kain yang halus dan lembut . Bila bayi tersebut menangis atau bernapas biarkan bayi tersebut dengan ibunya.
- Bila bayi tersebut tidak benapas 30 detik segera lakukan bantuan resusitasi.
- Menilai apgar 1 menit pertama untuk menentukan ada tidaknya asfiksia.
- Pertolongan tali pusat klem dan potong tali pusat. Klemlah tali pusat dengan dua buah klem, pada titik kira-kira 2 dan 3 cm dari pangkal pusat bayi (tinggalkan kira-kira satu cm di antara klem-klem tersebut). Potonglah tali pusat di antara kedua klem sambil melindungi bayi dari gunting dengan tangan kiri anda. Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat. Ganti sarung tangan anda bila ternyata sudah kotor. Potonglah tali pusatnya dengan pisau atau gunting yang steril atau disinfeksi tingkat tinggi (DTT). Periksa tali pusat setiap 15 menit. Apabila masih terjadi perdarahan, lakukan pengikatan ulang yang lebih ketat.
- Sambil menunggu penilaian apgar 5 menit berikut lakukan pemeriksaan ada tidaknya cacat bawaan atau trauma lahir.
- Bila nilai apgar 5 menit sama atau lebih besar bayi dapat direncanakan untuk rawat gabung.
- Bungkus bayi dengan kain termasuk kepalanya.

PENATALAKSANAAN BAYI BARU LAHIR

Pemeriksaan Fisik
Penilaian nilai  apgar :
v Asfiksia berat (nilai apgar 0 – 3)
Memerlukan resusitasi segera secara aktif, dan pemberian oksigen terkendali
v Asfiksia ringan/ sedang ( nilai apgar 4 – 6 ).
Memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat bernafas normal kembali.
v Bayi normal (nilai apgar 7 – 10).
♦ Berat Lahir : 2.500 – 4.000 gram
♦ Kepala : - ukuran lingkar kepala 31 – 35 cm
- terdapat kaput suksedaneum
♦ Mata : - tertutup rapat
- bila terbuka mungkin agak juling
♦ Hidung : batang hidung menonjol
♦ Mulut : - refleks mengisap sudah baik
- memalingkan kepala jika pipi disentuh
♦ Leher : bayi tidak dapat mengangkat kepalanya
♦ Dada : - dada bergerak simetris
- bentuk
- putting
- bunyi nafas
- bunyi jantung
♦ Perut : - ukuran lingkar perut lebih besar sedikit dari lingkar dada
- perut lembek dan bundar
♦ Pemeriksaan Refleks :
- Refleks morro : bila posisi bayi dirubah secara tiba-tiba atau mendengar suara yang keras, maka bayi akan menarik kedua tangan dan kedua kaki mendekat ke tubuhnya serta ibu jari dan telunjuk akan membentuk huruf C kemudian kembali lagi seperti semula. Refleksinya berkurang usia 4 bulan dan menghilang pada usia 6 bulan.
- Refleks rooting dan sucking : bila pipi dan sudut mulut bayi disentuh dengan ujung jari atau putting susu, bayi akan menoleh kearah sentuhan, lalu membuka mulut dan mulai mengisap. Refleks ini berkurang pada usia 6 bulan dan hilang pada usia 1 tahun.
- Swallowing : beri cairan atau basahi lidah maka bayi akan menelang sambil menghisap. Refleks ini selalu ada dan tidak hilang.
- Stepping : bila bayi diberdirikan dengan bantuan dan telapak kakinya didatarkan maka secara otomatis bayi akan melangkah. Refleks ini hilang pada usia 1 sampai 2 bulan.
- Palmar Graps : diletakkan jari pada telapak tangan bayi, maka bayi akan menggenggan dengan kuat. Refleks ini akan berkurang pada usia 4 bulan.
- Babinski : Refleks babinski akan hilang pada usia 1 tahun.
♦ Alat Kelamin : - pada bayi laki teraba buah zakar
- testis berada dalam skrotum
- penis berlubang
- pada bayi perempuan hymen sering tertutup
- uretra berlubang
- labia minor dan labia mayor
♦ Dubur : dubur berlubang
♦ Anggota Gerak : - semua anggota gerak dapat bergerak bebas
- gerakan normal
- jumlah jari
♦ Kulit : - verniks
- warna
- pembengkakan atau bercak-bercak hitam
- tanda-tanda lahir
♦ Mekonium : keluar dalam 24 jam pertama. Hari I : bergumpal seperti lendir kental keabu-abuan sepanjang 2-5 cm, frekuensi = 1-2 kali.

PERAWATAN BAYI BARU LAHIR

a. Perawatan 1 jam Bayi Baru Lahir : Memantau tanda vital bayi baru lahir dengan jantung, frekuensi pernapasan, suhu tubuh.
  • Melaksanakan rawat gabung
  • Mempertahankan suhu tubuh optimal (36-370 C)
  • Memberikan kolostrum dan ASI :
- Menggunakan kedua payudara (kiri dan kanan) secara bergantian
- ASI diberikan menurut kebutuhan bayi (ondemand)
- Memeperhatikan ibu tentang keadaan umum bagi bayi lahir : kesadaran bayi, warna kulit dan tinja. Mekonium :
- Hari 1-3 : kental, hitam, melekar seperti : air frekuensi 4-5 kali.
- Hari 3-5 : agak encer (seperti ingus) dengan sedikit makanan yang tidak dicerna, warna hijau-sawo matang frekuensi 1-6 kali.
- Hari 4-5 : warna merah kuning seperti emas lemas seperti tepung (bila minum asi).
b. Perawatan setelah 24 jam
● lakukan perawatan tali pusat :
- Pertahankan sisi tali pusat dalam keadaan terbuka gar terkena udara dan tutupi dengan kain bersih secara longgar;
- Lipatlah popok di bawah sisa tali pusat;
- Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci dengan sabun dan air bersih, dan keringkan betu-betul.
● Dalam waktu 24 jam dan sebelum ibu dan bayi dipulangkan ke rumah, berikan imunisasi – BCG, polio oral, dan hepatitis B.
● Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua dan beritahu orang tua agar merujuk bayi segera untuk perawatan lebih lanjut, jika ditemui tanda-tanda tersebut.
● Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi mereka dan perawatan harian untuk bayi baru lahir :
- Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), mulai dari hari pertama.
- Pertahankan agar bayi selalu denga ibu.
- Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering, dengan mengganti popok dan selimut sesuai dengan keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu panas dan terlalu dingin (dapat menyebabkan dehidrasi. Ingat bahwa kemampuan pengaturan suhu bayi masih dalam perkembangan). Apa saja yang dimasukkan ke dalam mulut bayi harus bersih.
- Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering.
- Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi.
- Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu.
- Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit / infeksi.
- Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu kurang baik.
- Berikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir, lakukan hal-hal berikut :
- semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selam tiga hari,
- bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg I.M.

F. IDENTIFIKASI BAYI

Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu dipasang segera pascapersalinan. Alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus tetap di tempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.
● Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek, dan tidak mudah lepas.
● Pada alat / gelang identifikasi harus tercantum :
- nama (bayi, ibunya),
- tanggal lahir,
- nomor bayi,
- jenis kelamin,
- unit.
● Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi.
● Sidik telapak kaki bayi dan sidik jari ibu harus dicetak di catatan yang tidak mudah hilang. Ukurlah berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar perut dan catat dalam rekam medis.


Selasa, 05 November 2013

Anemia Ibu Hamil

Wanita hamil atau dalam masa nifas dinyatakan menderita anemia bila kadar hemoglobinnya di bawah 8 g/dl. Perubahan fisiologis yang terjadi pada kehamilan sering menyulitkan diagnosis dan penatalaksanaan penyakit-penyakit kelainan darah. Penurunan kadar Hb pada wanita sehat yang hamil disebabkan ekspansi volume plasma yang lebih besar daripada peningkatan volume sel darah merah dan hemoglobin. Hal ini terutama terjadi pada trimester kedua. Pada akhir kehamilan, ekspansi plasma menurun sementara hemoglobin terus meningkat. Pada saat nifas, bila tidak terjadi kehilangan darah dalam jumlah besar, konsentrasi hemoglobin tidak berbeda dengan saat hamil. Biasanya hal ini bertahan selama beberapa hari sebelum akhimya meningkat ke nilai sebelum hamil.

Etiologi
Penyakit yang menyebabkan anemia dalam kehamilan:
Yang didapat: anemia defisiensi besi, anemia akibat perdarahan, anemia akibat radang atau keganasan, anemia megaloblastik, anemiahemolitik, anemia aplastik atau hipoplastik.
Yang diturunkan/herediter: talasemia, hemoglobinopati sel sabit, hemoglobinopati lain, anemia hemolitik herediter.
Dua penyebab yang paling sering ditemukan adalah anemia akibat defisiensi besi dan akibat perdarahan.

Komplikasi

Abortus, persalinan preterm, partus lama karena inersia uteri,perdarahan pascapersalinan karena atonia uteri, syok, infeksi intra persalinan maupun pascapersalinan, payah jantung pada anemia yang sangat berat, hingga kematian bagi ibu. Janin yang dikandungnya dapat mengalami kematian, prematuritas, cacat bawaan, hingga kekurangan cadangan besi.

Anemia Defisiensi Besi
Pemeriksaan awal yang dilakukan adalah pemeriksaan darah tepi lengkap, sediaan apus darah tepi, pengukuran konsentrasi besi serum, dan/atau feritin serum. Gambaran morfologi eritrosit mikrositik hipokrom lebih jarang ditemukan pada wanita hamil daripada wanita biasa dengan Hb sama. Diagnosis pada wanita dengan anemia sedang biasanya berdasarkan penghapusan penyebab anemia yang lain. Jika wanita tersebut diberikan terapi besi adekuat, terdapat peningkatan hitung retikulosit.
Penatalaksanaannya berupa pemberian Fe sulfat, fumarat, atau glukonat secara oral dengan dosis 1 x 200 mg. Jika perlu diberikan asam askorbat atau sari buah. Jika tidak dapat secara oral, berikan secara parenteral. Untuk memenuhi cadangan besi, terapi sampai 3 bulan setelah anemiadiperbaiki.
Jarang dilakukan transfusi kecuali terdapat juga hipovolemia atau harus dilakukan operasi.

Anemia Akibat Perdarahan
Biasanya lebih jelas ditemukan pada masa nifas dapat disebabkan plasenta previa atau solusio plasenta, atau anemia sebelum melahirkan. Pada awal kehamilan sering disebabkan aborsi, kehamilan ektopik, dan mola hidatidosa. Perdarahan masif harus segera ditangani untuk mengembalikan dan mempertahankan perfusi organ vital. Setelah hipovolemia teratasi dan hemostasis tercapai, lakukan terapi pemberian Fe. Pada wanita dengan anemia sedang yang Hbnya > 7 g/dl, tidak demam, dan stabil tanpa risiko perdarahan berikutnya. Terapi Fe selama 3 bulan lebih baik daripada transfusi darah.

Anemia Megaloblastik
Biasanya disebabkan defisiensi asam folat, sering ditemukan pada wanita yang jarang mengkonsumsi sayuran hijau segar atau makanan dengan protein hewani tinggi. Gejalanya meliputi mual, muntah, dan anoreksia yang bertambah berat.
Pada pemeriksaan sediaan apus darah, ditemukan tanda awal berupa hipersegmentasi neutrofil. Sesuai perkembangan anemia, produksi eritrosit menurun, makrositik, meskipun bilia sebelumnya terdapat mikrositik karena anemia defisiensi besi. Dalam keadaan demikian, makrositik yang baru terbentuk tidak dapat dideteksi dengan pengukuran HER, tapi melalui pemeriksaan sediaan apus darah tepi. Pada sumsum tulang terjadi eritropoesis megaloblastik dan bila anemia bertambah berat, dapat terjadi trombositopenia dan leukopenia. Fetus tidak terpengaruh oleh anemia yang diderita ibu, namun dapat menderita cacat bawaan.
Penatalaksanaanya berupa pemberian asam folat 1 mg/hari secara oral, diet yang bergizi, dan besi. Biasanya 4-7 hari setelah terapi dimulai, hitung retikulosit mulai meningkat dan leukopenia serta trombositopenia yang terjadi terkoreksi.
Pencegahannya melalui pemberian asam folat 4 mg/hari sebelum dan selama kehamilan.

PERAWATAN BAYI BBLR

5 perawatan yang harus dilakukan oleh ibu ataupun keluarga untuk bayi yang mengalami BBLR, 


1. Menjaga bayi agar tetap hangat. Misalnya, dengan perawatan bayi lekat (dekap bayi di dada ibu, kulit bayi menempel pada kulit ibu) yang disebut dengan metode Kanguru. Segera keringkan dan ganti pakaian bayi bila sudah basah, awasi juga suhu tubuh bayi dengan catatan jangan sampai kurang dari 36,5 derajat Celcius. Hal yang lain yang dapat diperhatikan untuk menjaga agar bayi tetap hangat adalah jangan menidurkan bayi di tempat yang banyak angin, dan awasi tanda bahaya, jangan sampai kaki bayi teraba dingin, dll.

2. Berikan Air Susu Ibu (ASI) saja setelah bayi lahir sedikit demi sedikit setiap 2-3 jam. Dan apabila bayi tertidur tidak ada salahnya jika dibanguni untuk menyusu. Bila bayi kesulitan untuk menghisap, sebaiknya berikan ASI yang sudah diperah dengan menggunakan sendok

3. Lakukanlah pemeriksaan pada bayi yang baru lahir, diantaranya dengan cara memeriksakan bayi kepada petugas kesehatan di Poskesdes/Puskesmas, atau fasilitas kesehatan lain lebih dari 3 kali sesuai anjuran petugas kesehatan. Cara ini gunanya adalah untuk mengetahui sedini mungkin bila bayi tidak sehat, atau ada kelainan bawaan, infeksi tali pusat, kulit kuning, tiba-tiba tidak bisa menetek, dll.

4. Menjaga tali pusat bersih, kering dan terbuka. Tali pusat yang dalam keadaan bersih dan kering akan membuat kuman tetanus tidak dapat hidup. Dan jangan membubuhi apapun pada pangkal tali pusat (termasuk alcohol, dan povidon yodium) agar lekas kering dan lepas. Bila tali pusat terlihat kotor, segeralah bersihkan dengan menggunakan air bersih dan sabun mandi, lalu segera keringkan dengan menggunakan kain yang bersih. Hal yang terpenting lainnya adalah dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi. Bila tali pusat basah, berbau, atau dinding perut disekitarnya berwarna kemerahan, harus segera dibawa kepada petugas kesehatan/Puskesmas/Poskedes.

5. Adanya dukungan keluarga untuk merawat bayi dengan BBLR di rumah, misalnya ayah atau anggota keluarga lain dapat membantu ibu melakukan perawatan bayi lekat (metode Kanguru), dan memberi kesempatan ibu untuk beristirahat.