Minggu, 19 Oktober 2014

kamu hidup

jika kamu membawa kegelisahan dalam hatimu.... kau hidup! jika kamu membawa cahaya impian dimatamu.... kau hidup! seperti hembusan angin belajar untuk bebas belajar mengalir seperti ombak yang membuat laut biarkan tanganmu terbuka lebar pada setiap kenangan yang kau temui mungkin setiap kenangan memberi pandangan baru jika kau membawa angan-angan dimatamu.... kau hidup! jika kau membawa kegelisahan dalam hatimu.... kau hidup!

Kamis, 13 Maret 2014

Prinsip Gizi Pada Wanita Remaja Dan Dewasa


Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi kematangan seksual dan tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi endokrin. Pada saat proses pematangan fisik, juga terjadi perubahan komposisi tubuh.

Periode Adolesensia ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (Growth Spurt) baik tinggi badannnya maupun berat badannya. Pada periode growth spurt, kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya tubuh.

Growth Spurt :
Anak perempuan : antara 10 dan 12 tahun
Anak laki-laki : umur 12 sampai 14 tahun.

Permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama melainkan tergantung individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi oleh pertumbuhan aktivitas fisik sehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula.

Penyelidikan membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah terhenti. Ini berarti, makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat gizinya menjadi lebih baik. Dengan demikian, kebutuhan akan unsure-unsur gizi dalam masa dewasa sudah agak konstan, kecuali jika terjadi kelainan-kelainan pada tubuhnya, seperti sakit dan sebagainya. Sehingga mengharuskan dia mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya.

Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Remaja Dan Dewasa

Faktor yang mempengaruhi gizi pada remaja dan dewasa :
Kemampuan keluarga untuk membeli makanan atau pengetahuan tentang zat gizi.
Pekerjaan.

Data terbaru dari kesehatan nasional dan survey pengujian ilmu gizi (NHNES) menyatakan bahwa konsumsi energi wanita dari umur 11 sampai 51 tahun bervariasai, dari kalori yang rendah (sekitar 1329) sampai kalori yang tinggi (1958 kalori).

Konsumsi makanan wanita perlu mempertimbangkan kadar lemak kurang dari 30 % dan tinggi kalsium sekitar 800-1200 mg/ hari. Rata-rata RDA kebutuhan kalsium 1000 mg. selain itu, wanita juga harus memperhatikan unsur sodium, cara pengolahan makanan dan para wanita perlu membatasi makanan kaleng atau makanan dalam kotak.

Kebutuhan Gizi Seimbang

Pada anak remaja kudapan berkontribusi 30 % atau lebih dari total asupan kalori remaja setiap hari. Tetapi kudapan ini sering mengandung tinggi lemak, gula dan natrium dan dapat meningkatkan resiko kegemukan dan karies gigi. Oleh karena itu, remaja harus didorong untuk lebih memilih kudapan yang sehat. Bagi remaja, makanan merupakan suatu kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya. Kekurangan konsumsi makanan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh terganggu.

Kecukupan gizi merupakan kesesuaian baik dalam hal kualitas maupun kuantitas zat-zat gizi sesuai dengan kebutuhan faali tubuh.

Energi

Kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari maupun untuk proses metabolisme tubuh. Cara sederhana untuk mengetahui kecukupan energi dapat dilihat dari berat badan seseorang. Pada remaja perempuan 10-12 tahun kebutuham energinya 50-60 kal/kg BB/ hari dan usia 13-18 tahun sebesar 40-50 kal/ kg BB/ hari.

Protein

Kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung cepat. Apabila asupan energi terbatas/ kurang, protein akan dipergunakan sebagai energi.

Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah 50 g/ hari, 13-15 tahun sebesar 57 g/ hari dan usia 16-18 tahun adalah 55 g/ hari. Sumber protein terdapat dalam daging, jeroan, ikan, keju, kerang dan udang (hewani). Sedangkan protein nabati pada kacang-kacangan, tempe dan tahu.

Lemak

Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya. Kelebihan lemak akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang sewaktu- waktu diperlukan. Departemen Kesehatan RI menganjurkan konsumsi lemak dibatasi tidak melebihi 25 % dari total energi per hari, atau paling banyak 3 sendok makan minyak goreng untuk memasak makanan sehari. Asupan lemak yang terlalu rendah juga mengakibatkan energi yang dikonsumsi tidak mencukupi, karena 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori. Pembatasan lemak hewani dapat mengakibatkan asupan Fe dan Zn juga rendah.

Vitamin dan Mineral

Kebutuhan vitamin dan mineral pada saat ini juga meningkat. Golongan vitamin B yaitu vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin) maupun niasin diperlukan dalam metabolisme energi. Zat gizi yang berperan dalam metabolisme asam nukleat yaitu asam folat dan vitamin B12. Vitamin D diperlukan dalam pertumbuhan kerangka tubuh/ tulang. Selain itu, agar sel dan jaringan baru terpelihara dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan E juga diperlukan.

Fe / Zat Besi

Kekurangan Fe/ zat besi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan kekurangan darah yang dikenal dengan anemia gizi besi (AGB). Makanan sumber zat besi adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging. Fe lebih baik dikonsumsi bersama dengan vitamin C, karena akan lebih mudah terabsorsi.

Pengaruh Status Gizi Pada Sistem Reproduksi

Kebutuhan energi dan nutrisi dipengaruhi oleh usia reproduksi, tingkat aktivitas dan status nutrisi. Nutrisi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan. Kekurangan nutrisi pada seorang yang mengalami anemia dan kurang berat badan lebih banyak akan melahirkan bayi BBLR (berat badan lahir rendah) dibandingkan dengan wanita dengan usia reproduksi yang aman untuk hamil.

Pendidikan Gizi Pada Wanita Remaja Dan Dewasa

Pendidikan gizi pada wanita remaja dan dewasa diperlukan untuk mencapai status gizi yang baik dan berperilaku gizi yang baik dan benar. Adapun pesan dasar gizi seimbang yang diuraikan oleh Depkes adalah:
Makanlah aneka ragam makanan.
Tidak satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Makan makanan yang mengandung unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh tubuh baik kualitas maupun kuantitas. Jadi, mengonsumsi makanan yang beraneka ragam menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
Makanlah makanan untuk mencukupi kecukupan energi.
Setiap orang dianjurkan untuk memenuhi makanan yanng cukup kalori (energi) agar dapat hidup dan beraktivitas sehari-hari. Kelebihan konsumsi kalori akan ditimbun sebagai cadangan didalam tubuh yang berbentuk jaringan lemak.
Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.
Ada dua kelompok karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan sederhana. Proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks berlangsung lebih lama daripada yang sederhana. Konsumsi karbohidrat kompleks sebaiknya dibatasi 50% saja dari kebutuhan energi sehingga tubuh dapat memenuhi sumber zat pembangun dan pengatur.
Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai ¼ dari kecukupan energi.
Lemak dan minyak yang terdapat dalam makanan berguna untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin (A, D, E dan K) serta menambah lezatnya hidangan. Mengonsumsi lemak dan minyak secara berlebihan akan mengurangi konsumsi makanan lain.
Gunakan garam beryodium.
Kekurangan garam beryodium mengakibatkan penyakit gondok.
Makanlah makanan sumber zat besi.
Zat besi adalah unsur penting untuk pembentukan sel darah merah. Kekurangan zat besi berakibat anamia gizi besi (AGB), terutama diderita oleh wanita hamil, wanita menyusui dan wanita usia subur.
Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI sesudahnya.
ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi, karena mempunyai kelebihan yang meliputi 3 aspek baik aspek gizi, aspek kekebalan dan kejiwaan.
Biasakan makan pagi.
Bagi remaja dan dewasa makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, daya tahan tubuh, meningkatkan konsentrasi belajar dan meningkatkan produktivitas kerja.
Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya.
Aman berarti bersih dan bebas kuman.
Lakukan aktivitas fisik secara teratur.
Dapat meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat proses penuaan.
Hindari minum minuman beralkohol.
Sering minum minuman beralkohol akan sering BAK sehingga menimbukan rasa haus. Alkohol hanya mengandung energi, tetapi tidak mengandung zat lain.
Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
Selain harus bergizi lengkap dan seimbang, makanan harus layak dikonsumsi sehingga aman untuk kesehatan. Makanan yang aman yaitu bebas dari kuman dan bahan kimia dan halal.
Bacalah label pada makanan yang dikemas.



Nutrisi Pada Remaja

Fenomena pertumbuhan pada masa remaja menuntut kebutuhan nutrisi yang tinggi agar tercapai potensi pertumbuhan secara maksimal karena nutrisi dan pertumbuhan merupakan hubungan integral. Tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi pada masa ini dapat berakibat terlambatnya pematangan seksual dan hambatan pertumbuhan linear. Pada masa ini pula nutrisi penting untuk mencegah terjadinya penyakit kronik yang terkait nutrisi pada masa dewasa kelak, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker dan osteoporosis.

Sebelum masa remaja, kebutuhan nutrisi anak lelaki dan anak perempuan tidak dibedakan, tetapi pada masa remaja terjadi perubahan biologik dan fisiologik tubuh yang spesifik sesuai gender (gender specific) sehingga kebutuhan nutrienpun menjadi berlainan. Sebagai contoh, remaja perempuan membutuhkan zat besi lebih banyak karena mengalami menstruasi setiap bulan.

Selain perubahan biologik dan fisiologik, remaja juga mengalami perubahan psikologik dan sosial. Terdapat variasi waktu dan lamanya berlangsung masa transisi dari anak menjadi manusia dewasa yang dipengaruhi oleh faktor sosio-kultural dan ekonomi. Selain itu, remaja bukanlah kelompok yang homogen walaupun berada dalam lingkungan sosio-kultural yang sama dengan variasi lebar dalam hal perkembangan, maturitas dan gaya hidup. Penelitian Blum (1991) pada remaja 15-18 tahun, didapatkan bahwa remaja lelaki lebih percaya diri, merasa lebih bahagia dan sehat serta lebih tidak rentan dibandingkan remaja perempuan yang cenderung merasa kurang puas akan keadaan tubuhnya, kepribadian serta kesehatannya.

Masalah nutrisi utama pada remaja adalah defisiensi mikronutrien, khususnya anemia defisiensi zat besi, serta masalah malnutrisi, baik gizi kurang dan perawakan pendek maupun gizi lebih sampai obesitas dengan ko-morbiditasnya yang keduanya seringkali berkaitan dengan perilaku makan salah.

Kebutuhan nutrisi

Tingginya kebutuhan energi dan nutrien pada remaja dikarenakan perubahan dan pertambahan berbagai dimensi tubuh (berat badan, tinggi badan), massa tubuh serta komposisi tubuh sebagai berikut:

Tinggi badan
Sekitar 15 – 20% tinggi badan dewasa dicapai pada masa remaja.
Percepatan tumbuh anak lelaki terjadi lebih belakangan serta puncak ypercepatan lebih tinggi dibanding anak perempuan. Pertumbuhan linear dapat melambat atau terhambat bila kecukupan makanan / energi sangat kurang atau energy expenditure meningkat misal pada atlet.

Berat badan
Sekitar 25 – 50% final berat badan ideal dewasa dicapai pada masa remaja.
Waktu pencapaian dan jumlah penambahan berat badan sangat dipengaruhi yasupan makanan / energi dan energy expenditure.

Komposisi tubuh
Pada masa pra-pubertas proporsi jaringan lemak dan otot maupun massa ytubuh tanpa lemak (lean body mass) pada anak lelaki dan perempuan sama.
Anak lelaki yang sedang tumbuh pesat, penambahan jaringan otot lebih ybanyak daripada jaringan lemak secara proporsional, demikian pula massa tubuh tanpa lemak dibanding anak perempuan.
Jumlah jaringan lemak tubuh pada orang dewasa normal adalah 23% pada yperempuan dan 15% pada lelaki.
Sekitar 45% tambahan massa tulang terjadi pada masa remaja dan pada yakhir dekade ke-dua kehidupan 90% massa tulang tercapai.
Terjadi kegagalan penambahan massa tulang pada perempuan dengan ypubertas terlambat sehingga kepadatan tulang lebih rendah pada masa dewasa. Nutrisi merupakan salah satu faktor lingkungan yang turut menentukan awitan pubertas.
Pemantauan pertumbuhan selama pubertas dapat menggunakan indeks TB/U, BB/TB dan IMT/U (indeks massa tubuh menurut umur). Rumus IMT = BB/TB.

Nutrisi pada masa remaja hendaknya dapat memenuhi beberapa hal di bawah ini:
Mengandung nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif serta maturasi seksual.
Memberikan cukup cadangan bila sakit atau hamil.
Mencegah awitan penyakit terkait makanan seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, osteoporosis dan kanker.
Mendorong kebiasaan makan dan gaya hidup sehat.

Pada remaja yang sedang mengalami pertumbuhan fisik pesat serta perkembangan dan maturasi seksual, pemenuhan kebutuhan nutrisi merupakan hal yang mutlak dan hakiki. Defisiensi energi dan nutrien yang terjadi pada masa ini dapat berdampak negatif yang dapat melanjut sampai dewasa. Kebutuhan nutrisi remaja dibahas berikut ini:

Energi

Kebutuhan energi remaja dipengaruhi oleh aktivitas, metabolisme basal dan peningkatan kebutuhan untuk menunjang percepatan tumbuh-kembang masa remaja. Metabolisme basal (MB) sangat berhubungan erat dengan jumlah massa tubuh tanpa lemak (lean body mass) sehingga MB pada lelaki lebih tinggi daripada perempuan yang komposisi tubuhnya mengandung lemak lebih banyak. Karena usia saat terjadinya percepatan tumbuh sangat bervariasi, maka perhitungan kebutuhan energi berdasarkan tinggi badan (TB) akan lebih sesuai.

Percepatan tumbuh pada remaja sangat rentan terhadap kekurangan energi dan nutrien sehingga kekurangan energi dan nutrien kronik pada masa ini dapat berakibat terjadinya keterlambatan pubertas dan atau hambatan pertumbuhan.

Protein

Kebutuhan protein pada remaja ditentukan oleh jumlah protein untuk rumatan masa tubuh tanpa lemak dan jumlah protein yang dibutuhkan untuk peningkatan massa tubuh tanpa lemak selama percepatan tumbuh. Kebutuhan protein tertinggi pada saat puncak percepatan tinggi terjadi (perempuan 11-14 tahun, lelaki 15-18 tahun) dan kekurangan asupan protein secara konsisten pada masa ini dapat berakibat pertumbuhan linear berkurang, keterlambatan maturasi seksual serta berkurangnya akumulasi massa tubuh tanpa lemak.

Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam makanan, selain juga sebagai sumber serat makanan. Jumlah yang dianjurkan adalah 50% atau lebih dari energi total serta tidak lebih dari 10-25% berasal dari karbohidrat sederhana seperti sukrosa atau fruktosa.

Di Amerika Serikat, konsumsi minuman ringan (soft drinks) memasok lebih dari 12% kalori yang berasal dari karbohidrat dan konsumsinya meningkat 3 kali lipat pada dua dekade terakhir ini. Penelitian Josep di Jakarta (2010) pada remaja siswa SMP didapatkan bahwa siswa yang mengonsumsi minuman bersoda 3-4 kali per minggu berisiko untuk terjadi gizi lebih.

Lemak

Tubuh manusia memerlukan lemak dan asam lemak esensial untuk pertumbuhan dan perkembangan normal. Pedoman makanan di berbagai negara termasuk Indonesia (gizi seimbang), menganjurkan konsumsi lemak tidak lebih dari 30% dari energi total dan tidak lebih dari 10% berasal dari lemak jenuh.

Sumber utama lemak dan lemak jenuh adalah susu, daging (berlemak), keju, mentega / margarin, dan makanan seperti cake, donat, kue sejenis dan es krim, dan lain-lain.

Mineral

Kalsium (Ca). Kebutuhan kalsium pada masa remaja merupakan yang tertinggi dalam kurun waktu kehidupan karena remaja mengalami pertumbuhan skeletal yang dramatis. Sekitar 45% dari puncak pembentukan massa tulang berlangsung pada masa remaja, sehingga kecukupan asupan kalsium menjadi sangat penting untuk kepadatan masa tulang serta mencegah risiko fraktur dan osteoporosis. Pada usia 17 tahun, remaja telah mencapai hampir 90% dari masa tulang dewasa, sehingga masa remaja merupakan peluang (window of opportunity) untuk perkembangan optimal tulang dan kesehatan masa depan.

Angka kecukupan asupan kalsium yang dianjurkan untuk kelompok remaja adalah 1.300 mg per hari. Susu merupakan sumber kalsium terbaik, disusul keju, es krim, yogurt. Kini banyak makanan dan minuman yang difortifikasi dengan kalsium yang setara dengan kandungan kalsium pada susu (300mg per saji). Terdapat pula kalsium dalam bentuk sediaan farmasi (dalam bentuk karbonat, sitrat, laktat atau fosfat) dengan absorpsi sekitar 25-35%. Preparat kalsium akan diabsorpsi lebih efisien bila dikonsumsi bersama makanan dengan dosis tidak lebih dari 500 mg.

Zat besi (Fe). Seperti halnya kalsium, kebutuhan zat besi pada remaja baik perempuan maupun lelaki meningkat sejalan dengan cepatnya pertumbuhan dan bertambahnya massa otot dan volume darah. Pada remaja perempuan kebutuhan lebih banyak dengan adanya menstruasi. Kebutuhan pada remaja lelaki 10-12 mg/hari dan perempuan 15 mg/hari. Besi dalam bentuk ‘heme’ yang
terdapat pada sumber hewani lebih mudah diserap dibanding besi non-heme yang terdapat pada biji-bijian atau sayuran.

Seng (Zn).Seng berperan sebagai metalo-enzyme pada proses metabolisme serta penting pada pembentukan protein dan ekspresi gen. Konsumsi seng yang adekuat penting untuk proses percepatan tumbuh dan maturasi seksual. Seperti halnya dengan kekurangan energi dan protein, kekurangan seng dapat mengakibatkan hambatan pada pertumbuhan dan kematangan seksual. Daging merah, kerang dan biji-bijian utuh merupakan sumber seng yang baik.

Vitamin

Vitamin A. Selain penting untuk fungsi penglihatan, vitamin A juga diperlukan untuk pertumbuhan, reproduksi dan fungsi imunologik. Kekurangan vitamin A awal ditandai dengan adanya buta senja. Sumber vitamin A utama : serealia siap saji, susu, wortel, margarin dan keju. Sumber β- karoten sebagai pro-vitamin A yang sering dikonsumsi remaja berupa wortel, tomat, bayam dan sayuran hijau lain, ubi jalar merah dan susu.

Vitamin E. Vitamin E dikenal sebagai antioksidan yang penting pada remaja karena pesatnya pertumbuhan. Meningkatnya konsumsi makanan yang mengandung vitamin E merupakan tantangan karena makanan sumber vitamin E umumnya mengandung lemak tinggi.

Vitamin C . Keterlibatannya dalam pembentukan kolagen dan jaringan ikat menyebabkan vitamin ini menjadi penting pada masa percepatan pertumbuhan dan perkembangan. Status vitamin C pada remaja perokok lebih rendah walaupun telah mengonsumsinya dalam jumlah cukup dikarenakan stres oksidatif sehingga mereka memerlukan tambahan vitamin C hingga 35 mg per hari.

Folat. Folat berperan pada sintesis DNA, RNA dan protein sehingga kebutuhan folat meningkat pada masa remaja. Kekurangan folat menyebabkan terjadinya anemia megaloblastik dan kecukupan folat pada masa sebelum dan selama kehamilan dapat mengurangi kejadian spina bifida pada bayi.

Lain-lain

Serat (fiber). Serat makanan penting untuk menjaga fungsi normal usus dan mungkin berperan dalam pencegahan penyakit kronik seperti kanker, penyakit jantung koroner dan diabetes mellitus tipe-2. Asupan serat yang cukup juga diduga dapat menurunkan kadar kolesterol darah, menjaga kadar gula darah dan mengurangi risiko terjadinya obesitas. Kebutuhan serat per hari dapat dihitung dengan rumus : ( umur + 5 ) gram dengan batas atas sebesar ( umur + 10 ) gram.

Masalah nutrisi pada remaja

Masalah nutrisi utama pada remaja adalah defisiensi mikronutrien, khususnya anemia defisiensi zat besi, serta masalah malnutrisi, baik gizi kurang dan perawakan pendek maupun gizi lebih sampai obesitas dengan ko-morbiditasnya yang keduanya seringkali berkaitan dengan perilaku makan salah dan gaya hidup.

Laporan hasil beberapa penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa kebanyakan remaja kekurangan vitamin dan mineral dalam makanannya antara lain folat, vitamin A dan E, Fe, Zn, Mg, kalsium dan serat. Hal ini lebih nyata pada perempuan dibanding lelaki, tetapi sebaliknya tentang asupan makanan yang berlebih (lemak total, lemak jenuh, kolesterol, garam dan gula) terjadi lebih banyak pada lelaki daripada perempuan.

Isu masalah nutrisi pada remaja
Defisiensi besi, anemia defisiensi besi dan defisiensi mikronutrien lain.
Anemia merupakan masalah nutrisi utama pada remaja dan umumnya pola makan salah sebagai penyebabnya di samping infeksi dan menstruasi. Prevalensi anemia pada remaja cukup tinggi. Sukarjo dkk di Jawa Timur (2001) mendapatkan prevalensi sebesar 25.8% pada remaja perempuan dan 12.1% pada remaja lelaki usia 12-15 tahun, sedangkan laporan Sunarno dan Untoro (2002) pada SKRT 1995 menunjukkan angka 45.8% dan 57.1% masing-masing pada anak sekolah lelaki dan perempuan usia 10-14 tahun. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan defisiensi besi dengan gangguan proses kognitif yang membaik setelah mendapat suplementasi zat besi.
Gizi kurang dan perawakan pendek
Perawakan pendek pada remaja seringkali ditemukan pada populasi dengan kejadian malnutrisi tinggi, prevalensi berkisar antara 27 - 65% pada 11 studi oleh ICRW (International Centre for Research on Women). Gizi kurang kronik yang mengakibatkan perawakan pendek merupakan penyebab terjadinya hambatan pertumbuhan dan maturasi, memperbesar risiko obstetrik, dan berkurangnya kapasitas kerja.
Obesitas
Obesitas pada masa remaja cenderung menetap hingga dewasa dan makin lama obesitas berlangsung makin besar korelasinya dengan mortalitas dan morbiditas. Obesitas sentral (rasio lingkar pinggang dengan panggul) terbukti berkorelasi terbalik dengan profil lipid padal penelitian longitudinal Bogalusa. Obesitas juga menimbulkan masalah besar kesehatan dan sosial, dan pengobatan tidak saja memerlukan biaya tinggi tetapi seringkali juga tidak efektif. Karenanya pencegahan obesitas menjadi sangat penting dan remaja merupakan target utama.
Perilaku dan pola makan remaja.
Pola makan remaja seringkali tidak menentu yang merupakan risiko terjadinya masalah nutrisi. Bila tidak ada masalah ekonomi ataupun keterbatasan pangan, maka faktor psiko-sosial merupakan penentu dalam memilih makanan. Gambaran khas pada remaja yaitu : pencarian identitas, upaya untuk ketidaktergantungan dan diterima lingkungannya, kepedulian akan penampilan, rentan terhadap masalah komersial dan tekanan dari teman sekelompok (peer group) serta kurang peduli akan masalah kesehatan, akan mendorong remaja kepada pola makan yang tidak menentu tersebut. Kebiasaan makan yang sering terlihat pada remaja antara lain ngemil (biasanya makanan padat kalori), melewatkan waktu makan terutama sarapan pagi, waktu makan tidak teratur, sering makan fast foods, jarang mengonsumsi sayur dan buah ataupun produk peternakan (dairy foods) serta diet yang salah pada remaja perempuan. Hal tersebut dapt mengakibatkan asupan makanan tidak sesuai kebutuhan dan gizi seimbang dengan akibatnya terjadi gizi kurang atau malahan sebaliknya asupan makanan berlebihan menjadi obesitas. Remaja perempuan cenderung pada asupan makanan yang kurang, terlebih bila terjadi kehamilan.
Di negara berkembang, sering terjadi gangguan perilaku makan seperti anoreksia nervosa dan bulimia terutama pada perempuan yang berkorelasi dengan body image yang negatif. Karenanya penting membangun body image dan self esteem yang positif pada remaja dalam upaya promosi kesehatan dan gizi serta pencegahan obesitas.

Ringkasan

Fenomena pertumbuhan pada masa remaja menuntut kebutuhan nutrisi yang tinggi agar tercapai potensi pertumbuhan secara maksimal. Tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi pada masa ini dapat berakibat terlambatnya pematangan seksual dan hambatan pertumbuhan linear.

Pada masa ini pula nutrisi penting untuk mencegah terjadinya penyakit kronik yang terkait nutrisi pada masa dewasa kelak, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker dan osteoporosis.

Masalah nutrisi utama pada remaja adalah defisiensi mikronutrien, khususnya anemia defisiensi zat besi, serta masalah malnutrisi, baik gizi kurang dan perawakan pendek maupun gizi lebih sampai obesitas dengan ko-morbiditasnya yang keduanya seringkali berkaitan dengan perilaku makan salah dan gaya hidup.

Minggu, 09 Maret 2014

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE



ASUHAN KEBIDANA ANTENATAL PADA NY “N”

DENGAN MASA GESTASI 37 MINGGU 4 HARI

DI PUSKESMAS CAMBA

TANGGAL 14 FEBRUARI 2014



No Register : 036

Tanggal Kunjungan : 14 Februari 2014, Jam 19.40 Wita

Tanggal Pengkajian : 14 Februari 2014, Jam 09.55 Wita

Nama Pengkaji : Auliyatul Jannah



LANGKAH I. IDENTITAS DATA DASAR

A. Identitas Istri / Suami

Nama : Ny ’M’ / Tn’M’

Umur : 27 Tahun / 28 tahun

Nikah/lamanya : 1 kali / + 1 tahun

Suku : Bugis / Bugis

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : S2 / S1

Pekerjaan : PNS / Honorer

Alamat : Timpuseng



B. Riwayat kehamilan sekarang

a. Gll P0 Al

b. HPHT tanggal 20 Mei 2014

c. HTP tanggal 27 Februari 2014

d. Umur kehamilan kurang lebih 8 bulan

e. Pergerakan janin dirasakan pertama kali pada umur ± 5 bulan sampai sekarang, kuat dan teratur

f. Ibu tidak pernah merasakn nyeri perut bagian bawah selama hamil

g. Ibu mengatakan keadaannya baik dan sehat

h. Ibu sudah dapat suntik TT :

1. TTl pada tanggal 10 oktober 2013

2. TTll padatanggal 10 november 2013



C. Riwayat kesehatan/penyakit yang lalu sekarang

1. Tidak ada riwyat jantung,asma,hipertensi,Dm, dan malaria

2. Tidak ada rieayat keturunan kembar baik pihak istri maupun suami

3. Tidak ada pernah minum minuman beralkohol atau merokok

4. Tidak pernah tranfusi darah ,opname dan operasi



D. Riwayat psikososial ,ekonomi dan spiritual

1. Ibu merasakan senang dengan kehmilan

2. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami

3. Ibu selalu berdoa untuk dirinya dan janin dalam kandunganya

4. Dalam kehidupan sehari-hari ibu rajin sholat 5 waktu

5. Pengasilan keluarga mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari

6. Ibu sudah menentukan tempat dan pertolongan pada saat persalinan





E. Riwayat reproduksi

Menarche : 13 tahun

Siklus haid : 28 -30 hari

Lamany : 5 - 7 hari

Tidak ada riwayat dismenorche



F. Riwayt pemenuhan kebutuhan dasar

1. Pola nutrisi

a. Sebelum hamil

Makan : 3 x sehari dengan posisi 1 pering dengaan komposisi nasi, sayur, dan lauk pauk

Minum : 7 – 8 gelas sehari

b. Saat hamil

Makan : 3 x sehari dengan posisi 1 pering dengaan komposisi nasi, sayur, dan lauk pauk, serta tablet Fe

Minum : 7 – 8 gelas sehari di tambah susu untuk ibu hamil

2. Pola eliminasi

a. Sebelum hamil

BAB 1 kali sehari, padat berwarna kuning kecoklatan

BAK 5 kali sehari, warna kuning, bau pesing

b. Saat hamil

BAB 1 kali sehari, lunak berwarna kuning kecoklatan

BAK 8 kali sehari, warna kuning, bau pesing

3. Istirahat

a. Sebelum hamil

Tidur siang ± 2 jam

Tidur malam ± 8 jam

b. Saat hamil

Tidur siang ± 2 jam

Tidur malam ± 8 jam

4. Pola kenersihan/personal hygiene

a. Sebelum hamil

Mandi 2 kali sehari, memakai sabun

Keramas 3 kali seminggu memakai shampo

Menggosok gigi 2 kali sehari memakai pasta gigi

Pakaian luar dan dalam di ganti setiap kali selesai mandi atau lembab

b. Saat hamil

Tidak ada perubahan



G. Pemeriksaan fisik

1. Kesadaran baik

2. Keadaan umum dan TTV baik

a. Penamilan ibu tampak baik dan bersih

b. Berat badan : 74 kg

c. Tinggi badan : 147cm

d. LILA : 33 cm

e. TTV

TD : 110/70 mmHg

N : 80x/menit

P : 22x/menit

S : 36,6

3. Inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi

a. Kepala

Kulit kepala bersih, warna rambut hitam, tidak mudah rontok serta tidak ada benjolan pada kulit kepala

b. Mata

Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah mudah dan sclera tidak icterus

c. Hidung

Tidak ada polip, tida teraba peradangan dan secret

d. Wajah

Tidak ada oedema dan cloasma

e. Telinga

Simetris kiri dan kanan, telinga tampak bersih

f. Mulut

Bibir merah muda dan lembab, gigi tidak ada tanggal serta tampak bersih dan tidak ada caries

g. Leher

Tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjar thyroid dan kelenjar limfe

h. Payudara

Simetris kiri dan kanan, hiperpigmentasi areola mammae putting susu menonjol, tidak teraba benjolan dan nyeri tekan

i. Abdomen

Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, tampak striae alba dan linea nigra, serta tidak ada luka bekas oprasi

Palpasi Leopol

Leopol I : TFU 30 cm, teraba bokong di fundus

Leopol II : PUKI

Leopol III : kepala

Leopol IV : BAP

DDJ terdengar jelas, kuar dan teratur pada daerah perut dengan kuadran kiri sebanyak 156x/menit

j. Ekstremitas

Simetris kiri dan kanan, tidak ada oedema dan varices, reflex patella (+)

H. Pemriksaan laboratorium

a) HB : -

b) Albumin : -

c) Reduksi :-



I. Riwayat keluarga berencana

Ibu belum pernah menjadi akseptor KB



LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL

Diagnosa : GII P0 Al, gestasi 37 minggu 4 hari, PUKI, presentase kepala, BAP, intra uteri, tunggal, hidup, keadaan ibu dan janin baik

1. GII PI A0

DS : Ibu hamil ke dua dan satu kali abortus

DO : Tonus otot kendor, pada perut terdapat linea nigra, strea alba, tidak ada bekas operasiteraba bagian janin, DJJ jelas pada kuadran kiri perut ibu, leopold l ( TFU 30 cm), leopold ll (puki) lopold lll (kepala).

Analisa dan interpretasi data

Tonus otot tampak kendor karna ibu sudah pernah mengalami pembesaran peregangan pada kehamilan pertama, serta adanya strea alba yang di timbulkan akibat pecahnya pembulu darah perifer dan peningkatan hormon progesteron dan MSH, teraba bagian janin pada saat palpasi merupakan tanda pasti kehamilan, serta terdengarnya DJJ jelas dan teratur pada satu tempat yaitu kuadran kiri.(Prawihardjo sarwono 2002)



2. Gestasi 37 minggu 4 hari

DS :

a. HPHT tanggal 20 Mei 2013

b. Umur kehamilan ± 8 bulan

DO :

a. TFU 30 cm, teraba bokong di fundus

b. Umur kehamilan 37 minggu 4 hari

Analisa dan interpretasi data

Menurut rumus Neagle dari HPHT taggal 20 Mei 2013 sampai tanggal kunjungan 14 Februari, maka umur kehamilan ibu 37 minggu 4 hari.(ilmu kandungan Winik Josastro Hanifa, 2002 hal 115)



3. PUKI

DS : Ibu merasakan janinnya bergerak kuat pada perut sebelah kanan

DO : Palpasi leopol II dua teraba punggung (keras, datar seperti papan) di sebelah kiri

DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur pada kuadran kanan ibu, 156x/menit, menandakan PUKI

Analisa dan interpretasi data

Pada palpasi leopol II teraba tekanan yang besar, lebar seperti papan pada sisi kanan prut ibu dan sisi kiri teraba bagian-bagian kecil dari janin sehingga dapat di simpulkan punggung kanan di perkuat dengan DJJ yang terdengar di bagian kanan perut ibu.(ilmu kebidanan sarwono, 2009 hal.151 )



4. Presentasi kepala

DS :

DO : Pada palpasi leopol III bagian keras, bundar dan melenting (kepala) pada bagian bawah perut ibu

Analisa dan interpretasi data

Pada pinggir atas simpisi teraba bagian bulat, dan melenting serta mudah digerakkan. Hal ini menandakan bahwa janin berada dalam presentasi kepala (Prawihardjo, Sarwono. Ilmu kebidanan 2009)



5. BAP

DS :

DO : Palpasi leopold IV kepala masih bisa digoyangkan

Analisa dan interpretasi data

Palpasi leopold IV kepala masih bisa digoyangkan, kedua ujung jari tangan masih bisa bertemu. Ini menandakan bahwa bagian terendah janin belum masuk dalam rongga panggul / konvergen (askeb kehamilan ANC,2002 halaman 137)



6. Intra uteri

DS : Ibu merasakan janinnya bergerak kuat dan tidak ada nyeri perut pada saat palpasi

DO : pada palpasi leopold lll ibu tidak merasa nyeri perut bagian bawah serta tampak pembesaran perut sesuai umur kehamilan

Analisa dan interpretasi data

Sejak amenorhoe sampai sekarang ibu tidak pernah meresa nyeri abdomendan pada saat palpasi ibu tidak merasa nyeri serta pembesaran perut sesuai umur kehamilan menandakan ibu intra uteri (Prawirohardjo 2007)



7. Hidup

DS : Ibu merasakan janinnya bergerak kuat dan terutama di daerah perut sebelah kanan

DO : pada auskultasi DJJ terdengar 156x/i dengan jelas. keras dan teratur pada perut bagian kuadran kiri bawah

Analisa dan interpretasi data

Adanya denyut jantung janin yang terdengar jelas dan pergerakan janin dirasakan oleh ibu (ilmu kebidanan Hanifa Winik josastro, 2009)



8. Tunggal

DS :

DO : Pada palpasi leopold ll teraba dua bagian keras seperti papan dan bagian terkecil janin. DJJ terdengar jelas dengan frekuensi 156x/i di satu sisi yaitu bagian kiri bawah perut ibu.

Analisa dan interpretasi data

Pembesaran perut sesuai umur kehamilan teraba 2 bagian besar janin pada lokasi yang berbeda bagian, pada kehamilan tunggal hanya terdengar DJJ pada satu sisi yaitu kuadran kiri perut ibu tterdengar jelas dan teratur. (Obstetric Fisiologi, 2002)



9. Keadaan ibu baik

DS : ibu tidak pernah menderita penyakit serius

DO : 1. TTV

TD : 110/70 mmHg

N : 80 x/menit

P : 22 x/menit

S : 36,6

2. konjungtiva merah muda dan tidak ikterus

Analisa dan interpretasi data

TTV dalam keadaan normal sehingga dapat dikategorikan ibu dalam kondisi yang stabil atau baik (Askeb kehamilan ANC 2007)



10. Keadaan janin baik

DS : Janin bergerak kuat terutama pada perut bagian kanan

DO : Pergerakan janin kuat 10x dalam 24 jam, DJJ terdengar jelas kuat dan teratur dalam batasan normal 156x/i (120-160x/i)

Analisa dan interpretasi data

Janin bergerak kuat, DJJ 156x/menit dalam batasan normal (120-160x/i), jelas dan teratur menandakan janin dalam keadaan baik. (ilmu kebidanan Hanifa Winik josastro, 2009)



LANGKAH III. IDENTIFIKASI DOAGNOSA/ASALA AKTUAL

Tidak ada yang menunjang



LANGKAH IV. TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI

Tidak ada yang menunjang



LANGKAH V. RENCANA TINDAKAN

Diagnosa : GllPI A0, gestasi 37 minggu 4 hari, PUKI, presentase kepala, BDP, intra uteri, tunggal, hidup, keadaan ibu dan janin baik

A. Tujuan

1. Kehamilan berlangsung normal sampai aterm tanpa komplikasi

2. Keadaan ibu dan janin baik

B. Kriteria

1. Kesadaran komposmentis

2. TTV dalam batas normal

TD : Systole 100-130 mmHg dan Diastole 60-90 mmHg

N : 60-100x/menit

P : 16-24x/menit

S : 36,5-37,5

3. TFU sesuai umur kehamilan

4. Djj terdengar jelas, kuat dan teratur, dalam batasan normal 120-160x/i

5. pergerakan janin baik



INTERVENTASI

Tanggal 14 februari 2014 jam 09.55 wita

1. Sampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga

Rasional : dengan menyampaikan dan menjelaskan hasil pemeriksaan ibu, maka ibu dapat mengerti dan mengetahui keadaanya dan janinnya.

2. Menjelaskan pendidikan kesehatan tantang

a. Istirahat yang cukup selama hamil

Rasional : istirahat terutama disiang hari dapat mengurangi beban jantung dan menghemat penggunaan energi yang meningkat karena adanya janin.

b. Gizi seimbang selama hamil

Rasional : mengkomsumsi makanan yang mengandung kerbohidrat, protein, vitamin, mineral dan zat besi secara seimbang dapat mencegah terjadinya janin lahir prematur.

c. Personal hygiene

Rasional : kebersiahan diri yang cukup, akan memberi rasa yaman serta mencegah terjadinya infeksi yang bisa menyebabkan terjadinya perkembangan mikroorganisme, karna mengeluarkan keringat yang lebih banyak disebabkan oleh metabolisme meningkat sehingga sebagian besar menjadi lembab.

3. Ajarkan ibu cara menghitung pergerakan janin minimal 10x dalam sehari.

Rasional : dalam kandungan pergerakan janin sangat berpengaruh untuk menilai perkembangan dan pertumbuhan janin dalam kandungan ibu.

4. Diskusikan 9 tanda bahaya kehamilan

a. Perdarahan jalan lahir

b. Nyeri perut yang hebat

c. Penurunan gerak janin

d. Sakit kepala yang hebat dan menetap

e. Penglihatan kabur

f. Oedema pada wajah dan tangan

g. Kejang dan demam tinggi

h. Hiertensi

i. Demam dan ketuban pecah dini

Rasional : Dengan menjelaskan mengenai tentang bahaya persalinan kepada ibu, maka ibu akan mengerti dan bersedia di tolong dengan tenaga kesehatan (bidan).

5. Beri terapi (tablet Fe dan Vitamin)

Rasional : untuk mencegah terjadinya anemia berat selama kehamilan, serta menjaga pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

6. Anjurkan ibu untuk follow up

Rasional : agar ibu mengetahui kapan lagi datang untuk memeriksa kehamilannya.

7. Jelaskan tanda-tanda persalinan (adanya nyeri perut tembus kebelakang)

Rasional : agar dapaat mengetahui mulainya persalinan dan mencapai pertolongan yang tepat, bersih dan aman.

8. Anjurkan untuk menjaga kebersihan payudara

Rasional : agar ibu terhindar dari terjadinya payudara yang lecet, saluran susu yang tersumbat dan menghindari pemakaian bra yang ketat.



LANGKAH VI. IMPLEMENTASI

Tanggal 14 Februari 2014, jam 09.55 Wita

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dan janin dalam keadaan baik.

TTV ibu

TD : 110/70 mmHg

N : 80x/i

P : 22x/i

S : 36,6

DJJ dalam batasan normal yaitu 156x/i terdengar jelas, kuat, dan teratur pada kuadran kiri bawah perut ibu.

2. Memberikan penjelasan tentang pendidikan kesehatan

a. Istirahat yang cukup

Menganjurkan ibu untuk istirahat disiang hari agar dapat mengurangi beban jantung bekerja.

b. Gizi seimbang

Menganjurkan untuk mengkomsumsi makananyang banyak mengandung karbohidrat, protein, vitamin dan zat besi seperti sayur-sayuran hijau, buah-buahan yanh mengandung vitamin C.

c. Personal hygiene

Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri yaitu mandi minimal 2x sehari dan mengganti pakaian apabila lembab atau kotor sehingga ibu merasa nyaman.

3. Mengajarkan ibu cara menghitung pergerakan janin minimal 10x dalam sehari.

4. Mendiskusikan tentang 9 tanda bahaya kehamilan

a. Perdarahan jalan lahir

b. Nyeri perut yang hebat

c. Penurunan gerak janin

d. Sakit kepala yang hebat dan menetap

e. Penglihatan kabur

f. Oedema pada wajah dan tangan

g. Kejang dan demam tinggi

h. Hiertensi

i. Demam dan ketuban pecah dini

5. Memberi terapi seperti tablet Fe, Vit.C, Vit.B6, B.Com dan Kalk

6. Menganjurkan ibu untuk follow up

7. Memberitahu ibu tanda – tanda persalinan

8. Menganjurkan untuk menjaga kebersihan payudara



LANGKAH VII. EVALUASI

Tanggal 14 Februari 2014, jam 09.55 Wita

1. Umur kehamilan ibu 37 minggu 4 hari

2. Kesadaran kompesmentis

3. TTV dalam keadaan normal

TD : systole 100-130 mmHg dan Diastole 60-90 mmHg

N : 60-100x/menit

P : 16-24x/menit

S : 36,5-37,5

4. Pembesaran perut sesuai umur kehamilan

5. DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur yaitu 156x/i

6. Pergerakan janin baik



PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY”M”

DENGAN GESTASI 37 MINGGU 4 HARI

DI PUSKESMAS CAMBA
TANGGAL 14 FEBRUARI 2014



No Register : 036

Tanggal Kunjungan : 14 Februari 2014, Jam 09.45 Wita

Tanggal Pengkajian : 14 Februari 2013, Jam 09.55 Wita

Nama Pengkaji : Auliatul Jannah



Identitas Istri/Suami

Nama : Ny ’M’ / Tn’M’

Umur : 27 Tahun / 28 tahun

Nikah : 1 kali / ± 1 tahun

Suku : Bugis / Bugis

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : S2 / S1

Pekerjaan : PNS / Honorer

Alamat : Timpuseng



Data Subjektif (S)

1. Ibu hamil yang kedua kalinya dan satu kali keguguran

2. HPHT tanggal 20 Mei 2013

3. HTP tanggal 27 Februari 2014

4. Umur kehamilan ibu ± 8 bulan

5. Pembesaran perut sesuai umur kehamilan

6. Pergerakan janin pertana kali dirasakan pada umur ± 5 bulan sampai sekarang, kuat dan teratur pada kuadran kiri perut

7. Ibu merasa nyeri pada perut bagian bawah

8. Keadaan ibu baik dan sehat

9. Ibu telah mendapatkan TT sebanyak 2 kali di puskesmas Camba

TT1 : tanggal 10 oktober 2013

TT2 : tanggal 10 november 2013



Data Subjektif (O)

1. Umur kehamilan 37 minggu 4 hari

2. Keadaan ibu dan janin baik

3. Tanda-tanda vital

TD : 110/70 mmHg

N : 80x/menit

P : 22x/menit

S : 36,5

4. Konjungtiva merah muda, tidak ikterus

5. Tidak ada pembesaran vena jugularis, pembesarankelenjar tyroid dan limfe.

6. Tampak linea nigra dan striae gravidarum, striae alba dan tidak ada bekas operasi.

7. Palpasi leopold

a. Leopold l : TFU 30 cm, teraba bokon

b. Leopold ll : teraba punggung pada bagian kiri yaitu keras, lebar dan datar seperti papan (PUKI)

c. Leopold lll : kepala

d. Leopold lV : bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul (konvergen) / BAP

8. Ekstremitas atas dan bawah simetris kiri dan kanan, tidak ada varices, tidak ad oedema, refleks patella kiri dan kanan (+)

9. Pemeriksaan laboratorium

HB : -

Albumin :-

Reduksi :-



Assesment (A)

Gll P0 A1, gestasi 37 minggu 4 hari, PUKI, presentase kepala, BDP, intra uteri, tunggal, hidup, keadaan ibu dan janin baik.



Planning (P)

Tanggal 14 Februari 2014, jam 09.55 Wita

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu

Ibu mengetahui keadannya dan kondisi janin dalam kandungannya baik.

2. Memberikan penjelasan tentang pendidikan kesehatan

a. Istirahat yang cukup

b. Gizi seimbang

c. Personal hygiene

Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan dan bersedia mengikuti anjuran.

3. Mengajarkan pada ibu cara menghitung pergerakan janin.

Ibu mengerti dan bersedia melakukannya

4. Mendiskusikan 9 tanda bahaya kehamilan

a. Perdarahan jalan lahir

b. Nyeri perut yang hebat

c. Penurunan gerak janin

d. Sakit kepala yang hebat dan menetap

e. Penglihatan kabur

f. Oedema pada wajah dan tangan

g. Kejang dan demam tinggi

h. Hiertensi

i. Demam dan ketuban pecah dini

Ibu mengerti dan mengetahu 9 tanda bahaya kehamilan dan bersedia memeriksa diri apabila mengalami sala satu tanda bahaya di atas

5. Memberi terapi

Ibu mengerti dan ingin melakukan anjuran yang diberikan

6. Follow up

Ibu bersedia datang sesuai jadwal yang diberikan

7. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan payudara

Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan





Sabtu, 08 Maret 2014

9 Tanda Bahaya Kehamilan



Setiap ibu hamil tentu menginginkan bisa menjalani kehamilannya dengan lancar. Selain perlu mengetahui hal-hal yang biasanya menyertai jalannya proses kehamilan, ibu hamil juga perlu mengenali beberapa tanda bahaya pada kehamilan supaya bisa segera mencari pertolongan medis. Berikut ini, akan dibahas 9 tanda bahayapada kehamilan yang perlu kita ketahui.

1. Mual dan muntah berlebihan (hiperemesis gravidarum)

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada saat hamil sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dan menyebabkan keadaan umum tubuh ibu hamil memburuk. Sebenarnyamual dan muntah merupakan hal yang biasa dialami oleh ibu hamil pada kehamilan trimester pertama (3 bulan pertama kehamilan), kurang lebih pada 6 pekan setelah haid terakhir dan umumnya terjadi selama 10 pekan. Akan tetapi, mual dan muntah ini akan menjadi masalah yang sangat mengganggu jika terjadi secara berlebihan, yaitu ketika terlalu sering dan parah (bisa sama sekali tidak bisa makan/minum) dan bertahan lebih lama (bahkan kadang terjadi selama sembilan bulan penuh). Mual dan muntah yang terus-menerus akan menyebabkan terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan) dan kekurangan kadar mineral dalam tubuh karena banyak cairan tubuh keluar lewat muntahan. Di samping itu, hiperemesis juga bisa mengakibatkan rusaknya organ hati dan robeknya selaput lendir kerongkongan dan lambung (sindrom Mallory-Weiss) sehingga terjadi perdarahan di saluran cerna. Jika tidak dirawat dan mendapat penanganan yang memadai,hiperemesis bisa menjurus pada kekurangan gizi dan dapat membahayakan ibu serta janin yang dikandungnya.

2. Kurang darah (anemia)

Anemia ditandai dengan lemah, letih, lesu, pucat, pusing (kadang berkunang-kunang) dan sering sakit-sakitan. Anemia atau kurang darah merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu. Ibu hamil yang anemia tidak dapat me­menuhi kebutuhan tubuh ibu dan janin akan nutrisi dan oksigen yang dibawa dalam darah, sehingga pertumbuhan janin terganggu. Pada saat melahirkan, wanita yang menderita anemia dapat mengalami syok karena kehilangan banyak darah dan bahkan berisiko pada kematian.

3. Berat badan ibu hamil tidak naik

Selama kehamilan, ibu hamil di­harapkan mengalami penambahan berat badan sedikitnya 6 kg. Ini seb­agai petunjuk adanya pertumbuhan janin. Tidak adanya kenaikan berat badan yang diharapkan menunjuk­kan kondisi gizi yang buruk pada ibu hamil dan menunjukkan adanya pertumbuhan janin yang terhambat.

4. Nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang dan atau koma, tekanan darah tinggi

Gejala-gejala tersebut dapat merupakan pertanda adan­ya preeklamsi. Bi­asanya terjadi pada usia kehamilan 20 pekan (akhir trimester 2 atau pada trimester 3) walau juga dapat dijumpai lebih awal.Preeklamsi dapat diikuti terjadinya eklamsi yang bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani.

5. Gerakan janin berkurang atau tidak ada

Sejak usia kehamilan 5 bulan, ibu sebaiknya memantau gerakan janin. Gerakan janin diharapkan dirasakan oleh ibu 3 kali setiap jam. Jika ibu merasakan kurang dari itu, menun­jukkan bayi tidak aktif, harus berkon­sultasi dengan bidan atau dokter.

6. Penyakit Ibu yang berpengaruh terhadap kehamilan

Beberapa ibu yang memiliki penyakit seperti kencing manis (diabetes mellitus), penyakit jantung, anemia, dan penyakit lain yang bisa berpengaruh pada kehamilan, hendaknya sering kontrol dan berkonsultasi dengan dokter. Hal ini untuk meminimalisir akibat buruk yang bisa muncul dan membahayakan jiwa ibu maupun janin yang dikandung. Bahkan, dianjurkan untuk mempersiapkan diri ketika merencanakan untuk hamil.

7. Ketuban pecah dini (KPD)

Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan ketuban dari vagina setelah kehamilan berusia 22 pekan. Ketuban dinyatakan pecah lebih dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung.

Jika ibu hamil mengalami ketuban pecah dini, hendaknya segera memeriksakan diri ke bidan atau dokter, karena kondisi tersebut dapat mempermu­dah terjadinya infeksi pada kandun­gan yang dapat membahayakan ibu maupun janinnya.

8. Perdarahan

Perdarahan dapat terjadi pada usia kehamilan berapapun, dan bisa menjadi pertanda adanya bahaya yang mengancam, baik pada ibu maupun janin yang dikandung. Perdarahan pada awal kehamilan dapat merupakan tanda keguguran. Perdarahan pada usia kehamilan 4-9 bulan dapat menunjukkan plasenta letak rendah dalam rahim dan dapat menutup jalan lahir. Perdarahan pada akhir kehami­lan dapat merupakan tanda plasenta terlepas dari rahim. Perdarahan yang hebat dan terus menerus setelah melahirkan dapat menyebabkan ibu kekurangan darah dan merupakan tanda bahaya dimana ibu bersalin harus segera mendapat pertolongan yang tepat dari bidan atau dokter.

9. Demam tinggi

Demam tinggi dapat disebabkan karena infeksi atau penyakit lain. Hendaknya ibu hamil yang mengalami demam tinggi segera memeriksakan diri ke dokter supaya mendapat penanganan yang tepat terkait demam yang dialaminya. Demam tinggi yang tidak ditangani dengan tepat dapat meningkatkan risiko terjadinyapersalinan prematur.

KONTROL KEHAMILAN SECARA TERATUR

Sudah semestinya ibu hamil memperhatikan kondisi kesehatan dan keselamatan dirinya sekaligus janin yang dikandungnya. Untuk itu, sangat dianjurkan untuk rutin kontrol ke bidan atau dokter, supaya kehamilan bisa lancar dan selamat sampai dengan persalinan. Ibu hamil hendaknya juga banyak berkonsultasi dan mencari tahu mengenai masalah yang mungkin muncul pada saat kehamilan. Dengan begitu, ibu hamil dapat mengambil langkah yang tepat untuk menghadapinya.

Jumat, 07 Maret 2014

Waspadai Penyakit Eklampsia Pada Kehamilan


Kasus eklampsia atau keracunan saat melahirkan masih menjadi salah satu faktor tertinggi angka kematian ibu. Sejak Januari hingga Juli, tercatat sudah ada 11 kasus kematian ibu. Sebagian besar di antaranya, disebabkan keracunan.

Penyakit ini hanya muncul saat kehamilan saja dan harus ditangani dengan baik agar tidak berkelanjutan dan membahayakan ibu maupun janin. “Keracunan kehamilan (toxemia gravidarum) sebenarnya adalah nama lain untuk penyakit preeklampsia/eklampsia pada kehamilan ataupun dalam masa nifas. Penyakit ini ditandai dengan hipertensi dan adanya protein di dalam urin pada kehamilan lebih dari 20 minggu,” buka Dr. med. Damar Prasmusinto, SpOG(K) dari Brawijaya Women and Children Hospital.

Disebut keracunan kehamilan karena hanya terjadi saat kehamilan saja, bukan saat tidak sedang hamil dan kelak setelah melahirkan, kondisi si ibu akan kembali normal.

Waspadai Gejalanya!

Preeklampsia bisa ringan atau parah. Disebut preeklampsia ringan bila kehamilan ditandai dengan timbulnya hipertensi 140/90 mmHg disertai protein di urin (+1). Sementara bila kehamilan disertai hipertensi 160/110mmHg dan protein di urine (+3), sudah termasuk kategori preeklampsia berat/eklampsia.

Meski begitu, walau tekanan darah mencapai 135/85 mmHg, BuMil harus tetap waspada bila kehamilan disertai keluhan seperti: sakit kepala yang terus menerus, rasa nyeri pada ulu hati, bengkak pada bagian kaki, timbul rasa mual – bahkan muntah – serta adanya gangguan penglihatan yang membuat pandangan menjadi kabur; karena kondisi tersebut bisa kategorikan sebagai preeklampsia berat.

Komplikasi.

Penyebab keracunan kehamilan ini masih menjadi misteri, alias belum diketahui pasti. Namun, para ahli sepakat bahwa penyakit ini dimulai saat terjadinya plasentasi (proses pembentukan struktur dan jenis plasenta), yaitu saat di awal kehamilan, plasenta menempel ke dinding rahim.

Nah, ketika itu, seharusnya terjadi perubahan pembuluh darah rahim dan plasenta, agar rahim ibu dapat memenuhi kebutuhan darah plasenta dan janin. “Namun pada preeklampsia, perubahan pembuluh darah rahim tidak terjadi dengan sempurna, sehingga menyebabkan timbulnya komplikasi pada ibu dan bayi,” papar Dr. Damar.

Mengapa ini terjadi? Diduga karena kelainan genetik, kelainan sistem kekebalan ibu, ketidakseimbangan oksidan-antioksidan, gangguan sistem pembekuan darah, dan adanya penyakit yang menyertai kehamilan seperti diabetes, kegemukan, atau kelainan ginjal.

Trimester II dan III.

Preeklampsia biasanya sering terjadi pada trimester II setelah 20 minggu kehamilan; dan paling sering terjadi pada trimester III setelah 30 minggu kehamilan. Gejala preeklampsia bisa muncul pula sebelum usia kehamilan 20 minggu, tetapi kasus ini sangat jarang terjadi. Semakin dini munculnya gejala preeklampsia maka semakin buruk prognosisnya.

Eklampsia, Kelanjutan Preeklampsia.

Jika preeklampsia tidak ditangani sesegera mungkin, maka Ibu Hamil berisiko tinggi mengalami gagal ginjal akut, perdarahan otak, pembekuan darah intravaskular, pembengkakan paru-paru, kolaps pada sistem pembuluh darah, dan eklampsia.

Ya, eklampsia merupakan gangguan tahap lanjutan yang ditandai dengan serangan kejang-kejang yang bisa berakibat sangat serius bagi Ibu Hamil dan bayinya.
Menurut data, pre eklamsia/eklamsia dapat terjadi =C2=B1 10 persen dari seluruh jumlah kehamilan. Dan dari 10 persen tersebut, bila terkena eklamsia, 30 persen diantaranya meninggal. Sedangkan untuk pre eklamsia sendiri, 20 persen menjadi penyebab kematian Ibu Hamil.

Rawat Jalan atau Rawat Inap?.

Bila Ibu Hamil didiagnosis mengalami preeklampsia/eklampsia, maka melahirkan adalah cara yang paling tepat guna melindungi Ibu Hamil dan mungkin janin yang dikandungnya.
Sayangnya hal ini tak selalu bisa dilakukan karena bisa jadi usia bayi dalam kandungan masih terlalu dini untuk dilahirkan.

Bila mengalami preeklampsia ringan, Ibu Hamil masih diperbolehkan dokter untuk rawat jalan dengan selalu dikontrol tekanan darahnya. Sebaliknya, bila sudah termasuk preeklampsia berat, Ibu Hamil harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Pengobatan.

Bila preeklampsia disertai kejang-kejang berarti Ibu Hamil sudah termasuk dalam kondisi eklampsia. Tak bisa tidak, ini merupakan kondisi gawat darurat dan memerlukan penanganan tepat dan segera.

“Kalau terjadi kasus ibu hamil dengan eklampsia di rumah, segera bawa Ibu Hamil ke rumah sakit, jika perlu rumah sakit dengan fasilitas yang lengkap sehingga Ibu hamil tetap dalam penanganan dokter. Selanjutnya dokter akan memberikan obat antihipertensi dan tambahan infuse MgS04 (anti kejang) serta obat-obatan suportif berupa antioksidan. Penting untuk mencegah Ibu Hamil kejang kembali, kemudian bayinya segera dilahirkan berapapun usia kehamilannya…” ujar Staf Divisi Fetomaternal, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Bisa Alami Perdarahan.

Lebih lanjut Dr. Damar mengatakan, Ibu Hamil penderita eklampsia bisa saja mengalami perdarahan dari kemaluan. “Jika terjadi perdarahan, biasanya plasentanya sudah terlepas dari rahim sehingga ini membahayakan Ibu Hamil dan bayinya. Untuk itu, mungkin diperlukan tindakan operasi sesar segera,” paparnya.

Meski demikian, perdarahan dapat pula terjadi setelah bayi lahir. Kondisi ini memang tidak membahayakan bayi, tetapi membahayakan jiwa si ibu. Disebut perdarahan pascapersalinan apabila jumlah darah yang keluar lebih dari 500 cc. Penyebab utama terjadinya perdarahan ini adalah rahim tidak berkontraksi setelah bayi lahir.

Perlu atau tidaknya si ibu ditransfusi bergantung dari berat ringannya anemia akibat perdarahan yang terjadi.

Senin, 24 Februari 2014

Mengartikan Tangisan Bayi



Bayi dilahirkan dengan kemampuan untuk menangis sebagai caranya berkomunikasi selama belum bisa bicara. Tangisan bayi bisa diartikan untuk memberi tahu sesuatu, seperti lapar, kakinya dingin, lelah, ingin digendong atau dipeluk, popoknya basah, dan sebagainya. Setelah beberapa saat, Ibu mulai bisa membedakan tangisannya. Saat lapar, misalnya, tangisannya mungkin pendek-pendek dan bernada rendah, sedangkan kalau ‘marah’ nadanya terdengar meliuk-liuk.

Menangis adalah cara komunikasi utama bagi bayi. Dengan belajar mengartikan tangisan bayi, selain bisa menenangkannya, juga bisa memperkuat ikatan Ibu dengan si Kecil. Hanya sayangnya, mengartikan tangisan bayi tidak mudah, bahkan bagi orang tua yang sudah punya anak sebelumnya.

Tangisan bayi yang sedang sakit akan terdengar berbeda dengan tangisan karena lapar atau merasa frustasi. Bila Ibu mendengar tangisan yang berbeda begitu, percayalah dengan naluri keibuan dari dalam hati dan segera bawa ke dokter. Satu alasan tangisan bayi berkepanjangan, meski sudah dipeluk atau digendong adalah karena ia sakit. Segera bawa ke dokter bila suhu tubuhnya 38 °C atau lebih.

Bayi juga akan menangis bila ia merasa sangat senang oleh lingkungannya, atau adakalanya tanpa alasan sama sekali. Ibu jangan merasa bersalah kalau si Kecil menangis dan Ibu tidak bisa segera menenangkannya. Menangis adalah satu-satunya cara bagi bayi untuk ‘tidak menerima lagi’ suatu rangsangan pada saat ia merasa berlebihan.

Bayi baru lahir mampu membedakan suara manusia dengan suara-suara lain. Jika ia menangis dalam boks bayinya, perhatikan bagaimana suara Ibu bisa cepat menenangkan. Perhatikan mimik wajahnya saat Ibu mengajaknya bicara dengan nada penuh cinta, meskipun Ibu mengajaknya bicara dalam jarak cukup jauh. Mungkin saja ia akan mengubah posisi tubuh atau wajahnya saat mendengarkan suara Ibu.

Janin sudah mulai belajar sejak dalam kandungan, karena pertumbuhan sel-sel otak sudah terbentuk. Hal ini termasuk mengenali aksen bicara orang tuanya sejak dalam kandungan sebagai bahasa pertama yang dikenalinya kelak.

Irama tangisan seorang bayi ternyata mengikuti kesamaan intonasi bahasa yang pernah didengarnya dalam kandungan. Sebagai contoh, tangisan bayi Perancis cenderung berakhir dengan nada meninggi. Dan semua itu bukan tanpa maksud. Menurut jurnal ilmiah ‘Current Biology’, bayi-bayi sepertinya mencoba membentuk suatu ikatan dengan ibu mereka dengan cara meniru.

Sejak lama sudah diketahui bahwa janin mendengar dan terbiasa dengan bahasa-bahasa yang didengarnya dari luar rahim. Beberapa penelitian menunjukkan, saat seorang bayi diperdengarkan bahasa-bahasa berbeda segera setelah lahir, ia akan menunjukkan pilihan pada bahasa yang paling sering didengarnya selama di dalam rahim. Hanya saja, mengenali suatu bahasa dan bisa bicara bahasa itu, ataupun menangis dengan bahasa itu, adalah dua hal berbeda.

Dr. Kathleen Wermke dari University of Wurzburg, menganalisis tangisan dari 60 bayi baru lahir yang sehat saat berumur 3-5 hari. Terungkap ada perbedaan-perbedaan jelas dalam hal irama tangisan bayi yang menjelaskan bahasa ibu-ibu mereka. “Penemuan dramatis dari studi ini bukan hanya bayi baru lahir mampu menghasilkan irama tangisan berbeda, namun mereka condong menghasilkan pola-pola irama yang khas dengan bahasa yang pernah mereka dengar saat masih janin.”

Penjelasan hal itu, menurut Dr. Wermke, karena bayi baru lahir sangat termotivasi meniru perilaku ibunya untuk menarik perhatian ibu dan membantu perkembangan ikatan di antara keduanya.