Senin, 24 Februari 2014

Mengartikan Tangisan Bayi



Bayi dilahirkan dengan kemampuan untuk menangis sebagai caranya berkomunikasi selama belum bisa bicara. Tangisan bayi bisa diartikan untuk memberi tahu sesuatu, seperti lapar, kakinya dingin, lelah, ingin digendong atau dipeluk, popoknya basah, dan sebagainya. Setelah beberapa saat, Ibu mulai bisa membedakan tangisannya. Saat lapar, misalnya, tangisannya mungkin pendek-pendek dan bernada rendah, sedangkan kalau ‘marah’ nadanya terdengar meliuk-liuk.

Menangis adalah cara komunikasi utama bagi bayi. Dengan belajar mengartikan tangisan bayi, selain bisa menenangkannya, juga bisa memperkuat ikatan Ibu dengan si Kecil. Hanya sayangnya, mengartikan tangisan bayi tidak mudah, bahkan bagi orang tua yang sudah punya anak sebelumnya.

Tangisan bayi yang sedang sakit akan terdengar berbeda dengan tangisan karena lapar atau merasa frustasi. Bila Ibu mendengar tangisan yang berbeda begitu, percayalah dengan naluri keibuan dari dalam hati dan segera bawa ke dokter. Satu alasan tangisan bayi berkepanjangan, meski sudah dipeluk atau digendong adalah karena ia sakit. Segera bawa ke dokter bila suhu tubuhnya 38 °C atau lebih.

Bayi juga akan menangis bila ia merasa sangat senang oleh lingkungannya, atau adakalanya tanpa alasan sama sekali. Ibu jangan merasa bersalah kalau si Kecil menangis dan Ibu tidak bisa segera menenangkannya. Menangis adalah satu-satunya cara bagi bayi untuk ‘tidak menerima lagi’ suatu rangsangan pada saat ia merasa berlebihan.

Bayi baru lahir mampu membedakan suara manusia dengan suara-suara lain. Jika ia menangis dalam boks bayinya, perhatikan bagaimana suara Ibu bisa cepat menenangkan. Perhatikan mimik wajahnya saat Ibu mengajaknya bicara dengan nada penuh cinta, meskipun Ibu mengajaknya bicara dalam jarak cukup jauh. Mungkin saja ia akan mengubah posisi tubuh atau wajahnya saat mendengarkan suara Ibu.

Janin sudah mulai belajar sejak dalam kandungan, karena pertumbuhan sel-sel otak sudah terbentuk. Hal ini termasuk mengenali aksen bicara orang tuanya sejak dalam kandungan sebagai bahasa pertama yang dikenalinya kelak.

Irama tangisan seorang bayi ternyata mengikuti kesamaan intonasi bahasa yang pernah didengarnya dalam kandungan. Sebagai contoh, tangisan bayi Perancis cenderung berakhir dengan nada meninggi. Dan semua itu bukan tanpa maksud. Menurut jurnal ilmiah ‘Current Biology’, bayi-bayi sepertinya mencoba membentuk suatu ikatan dengan ibu mereka dengan cara meniru.

Sejak lama sudah diketahui bahwa janin mendengar dan terbiasa dengan bahasa-bahasa yang didengarnya dari luar rahim. Beberapa penelitian menunjukkan, saat seorang bayi diperdengarkan bahasa-bahasa berbeda segera setelah lahir, ia akan menunjukkan pilihan pada bahasa yang paling sering didengarnya selama di dalam rahim. Hanya saja, mengenali suatu bahasa dan bisa bicara bahasa itu, ataupun menangis dengan bahasa itu, adalah dua hal berbeda.

Dr. Kathleen Wermke dari University of Wurzburg, menganalisis tangisan dari 60 bayi baru lahir yang sehat saat berumur 3-5 hari. Terungkap ada perbedaan-perbedaan jelas dalam hal irama tangisan bayi yang menjelaskan bahasa ibu-ibu mereka. “Penemuan dramatis dari studi ini bukan hanya bayi baru lahir mampu menghasilkan irama tangisan berbeda, namun mereka condong menghasilkan pola-pola irama yang khas dengan bahasa yang pernah mereka dengar saat masih janin.”

Penjelasan hal itu, menurut Dr. Wermke, karena bayi baru lahir sangat termotivasi meniru perilaku ibunya untuk menarik perhatian ibu dan membantu perkembangan ikatan di antara keduanya.

Tanda-tanda bahaya BBL

Tanda – tanda bahaya BBL

Sebagian besar bayi akan menangis atau bernafas secara spontan dalam waktu 30 detik setelah lahir.
· Bila bayi tersebut menangis/ bernafas (terlihat dari pergerakan dada paling sedikit 30 kali per menit), biarkan bayi tersebut dengan ibunya.
· Bila bayi tersebut tidak bernafas dalam waktu 30 detik, segeralah cari bantuan, dan mulailah langkah-langkah resusitasi bayi tersebut.
Penanganan ; persiapkan kebutuhan resusitasi untuk setiap bayi dan siapkan rencana untuk meminta bantuan, khususnya bila ibu tersebut memiliki riwayat eklamsia, perdarahan persalinan lama atau macet, persalinan dini atau infeksi.


· Jika bayi tidak segera bernafas, lakukan hal-hal sebagai berikut
1. Keringkan bayi dengan dengan selimut atau handuk yang hangat.
2. Gosoklah punggung bayi tersebut dengan lembut.
· Jika bayi masih belum mulai bernafas setelah 60 detik mulai resusitasi.
· Apabila bayi sianosis (kulit biru) atau sukar bernafas (frekuensi pernafasan kurang dari 30 atau lebih dari 60 kali per menit), berilah oksigen kepada bayi dengan kateter nasal atau nasal prongs.


Tanda-Tanda Bahaya Dibagi menjadi Dua:
1. Tanda-tanda bahaya yang harus dikenali oleh ibu yaitu
Pemberian ASI sulit, sulit menghisap, atau hisapan lemah
Kesulitan bernafas, yaitu pernafasan cepat > 60/ menit atau menggunakan otot nafas tambahan.
Letargi – bayi terus – menerus tidur tanpa bangun untuk makan.
Warna abnormal-kulit/ bibir biru (sianosis) atau bayi sanagt kuning.
Suhu terlalu panas (febris) atau terlalu dingin (hipotermia).
Tanda atau prilaku abnormal atau ttidak biasa.
Gangguan gastrointestinal, misalnya tidak brtinja selama 3 hari pertama setelah lahir, muntah terus menerus, muntah dan perut bengkah, tinja hijau tua atau brdarah/ lender.
Mata benggkak atau mengeluarkan cairan.


2. Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir.
Pernafasan- sulit atau lebih dari 60 kali permenit.
Kehangatan terlalu panas ( > 38° c atau terlalu dingin < 36Âșc)
Warna kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat, memar.
Pemberian makan, hisapan lemah , mengantuk berlebihan, banyak muntah.
Tali pusat merah, bengkak,keluar cairan (nanah), bau busuk, pernafasan sulit.
Tinja / kamih-tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lender atau darah pada tinja.
Aktivitas- menggigil atau tangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tidak bias tenang, menangis terus menerus.

Parenting.co.id: Memahami Arti Tangisan Bayi

Parenting.co.id: Memahami Arti Tangisan Bayi

Benarkah Bayi Baru Lahir Bisa Stres

Orangtua seringkali tak menyadari, bayi baru juga bisa mengalami stres oleh pengaruh lingkungan. Maklum, banyak mama juga ‘sibuk’ dengan dirinya sendiri pasca membawa bayi baru pulang ke rumah.

Apalagi kalau mama mengalami baby blues, emosi yang tak stabil, dan perasaan yang tak menentu bisa membuatnya tak terlalu peka terhadap keadaan si bayi. Padahal, beberapa bayi baru lahir kadangkala ikut stres ketika harus beradaptasi dengan aktivitas di sekelilingnya, dan mengikuti ritme kehidupan yang baru di rumah.

Lalu tanda-tanda seperti apa yang menunjukkan bayi baru Anda stres? Sebetulnya ini bisa dilihat dari gerakan tubuh, tarikan wajah, tatapan mata, pola pernapasan, dan respon yang ia tunjukkan. Tepatnya, seringkali ia akan menunjukkan tanda-tanda seperti ini:

- Tidurnya terlihat ‘dalam’ (deep sleep). Bayi seolah susah sekali bangun dan sulit membuka mata. Ia terlihat ‘malas’ menyusu, dan nyaris tidak melakukan gerakan yang berarti. Jantungnya berdetak lambat dan pernapasannya teratur. Bila Anda mengusiknya ia akan cepat terbangun, tapi dengan cepat ia akan tertidur lagi.

- Sering menangis tanpa sebab. Sesekali tubuhnya terlihat bergerak, dan menolehkan kepala. Wajahnya seperti ditarik atau meringis. Pernapasan dan detak jantungnya tak beraturan, wajahnya kadangkala berubah memerah, tapi lalu kembali normal. Bila dibiarkan sendirian ia bisa saja terbangun, atau kembali tertidur.

- Mata terbuka, tapi tatapannya kosong. Wajahnya terlihat lesu. Terkadang kakinya menendang-nendang secara spontan, jantungnya berdetak tidak teratur, begitupun pernapasannya. Wajahnya bisa berubah memerah dan ia terlihat gelisah dan rewel. Bila dibiarkan ia akan menangis dan kesal. Wajahnya yang memerah lama kelamaan bisa terlihat agak membiru karena menangis berkepanjangan.

Dengan mengenali sinyal-sinyal stres saat berinteraksi dengan si bayi, Anda akan bisa segera menolongnya, menenangkan dan membuatnya merasa lebih nyaman, dan membantunya beradaptasi dengan lingkungan barunya, yaitu rumah!

Tidur Tengah Malam Bagi Remaja Berisiko Besar Depresi - Health Topics

Tidur Tengah Malam Bagi Remaja Berisiko Besar Depresi - Health Topics